BOJONEGORO, PERHUTANI (29/05/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro mengikuti diskusi dengan Komisi B DPRD Jawa Timur (Jatim) dan Dinas Kehutanan Provinsi Jatim bertempat di Kantor Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Bojonegoro (CDK) dalam rangka program kegiatan Kehutanan di Bojonegoro, Jum’at (29/5).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk monitoring dan evaluasi terhadap program atau kegiatan pengelolaan hutan di wilayah kabupaten Bojonegoro dengan lebih memprioritaskan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa sekitar hutan khususnya akibat dampak pandemi Covid-19.

Dalam penjelasannya dalam diskusi Adminstratur KPH Bojonegoro, Dewanto menyampaikan jika KPH Bojonegoro telah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat desa hutan untuk mengakses kegiatan di kawasan hutan Bojonegoro sesuai aturan yang berlaku dengan berbagi ruang, waktu dan tanggung jawab sehingga semua pihak bisa merasakan manfaat dari hutan itu sendiri tanpa harus melanggar aturan yang ada.

“Saat ini di KPH Bojonegoro telah berjalan kegiatan Agroforestry tanaman pertanian semusim dengan sistim plong plongan 9 meter untuk tanaman pertanian, 12 meter untuk tanaman kehutanan jenis kayu putih dan silvopostural yang dilakukan dalam kawasan hutan peternakan sapi bantuan dari Gubernur Jawa Timur Tahun 2015 lalu sebanyak 20 ekor yang sekarang sudah menjadi 40 ekor lebih,” kata Dewanto.

Dewanto juga menyampaikan untuk penunjang hijau makanan ternak rumput gajah disediakan lahan dibawah tegakan Jati Plus Perhutani (JPP) yang berada di petak 73d Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Ringin Anom Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Nglambangan seluas 3,4 ha dengan jarak tanam 4 meter kali 6 meter dan juga ada di wilayah BKPH Dander.

“Dalam bidang industri, KPH Bojonegoro juga melakukan kerjasama pengolahan penyulingan daun kayu putih dan kejasama tanaman sengon dengan LMDH,” imbuhnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi B DPRD Jatim, Amar Saifudin mengajak kepada seluruh peserta diskusi untuk maksimalkan potensi lahan hutan agar bisa termanfaatkan, masyarakat desa hutan harus lebih sejahtera dan kelestarian lingkungan tetap terjaga.

“Mari kita semua bersinergi membangun hutan dengan memiliki varietas unggulan seperti budidaya ulat sutra atau budidaya lebah madu alam atau unggulan lain yang dapat dibudidayakan dikawasan hutan, sehingga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat desa hutan bisa lebih baik,” pungkasnya. (Kom-PHT/Bjn/Mkm)

Editor : Ywn

Copyright©2020