TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan meresmikan kawasan peristirahatan di tepi jalan raya Tasikmalaya-Garut di Desa Selapan Urug, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (6/3/2012).

Sejumlah pesilat cilik pun menyambut Menhut yang tiba di kawasan hutan lindung Urug yang dikelola Perum Perhutani. Menhut mengatakan, pengembangan kawasan hutan untuk pemanfaatan hasil hutan bukan kayu harus menjadi prioritas eksploitasi hutan masa depan.

Dalam perjalanan menuju hutan lindung Urug, Menhut singgah di industri pengolahan bambu menjadi sumpit, tusuk sate, tusuk gigi, dan bahan bakar alternatif. Pembukaan kawasan hutan untuk kegiatan ekowisata juga dimungkinkan sepanjang tidak membangun bangunan permanen di dalamnya.

Menhut meminta semua pihak mengoptimalkan pengelolaan hutan Urug seluas 300 hektar ini. Perhutani membuka pemanfaatan kawasan tersebut untuk meningkatkan akses ekonomi masyarakat di sekitar hutan dalam skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat.

Masyarakat boleh membuka warung dan berdagang di kawasan peristirahatan tersebut. Direktur Perhutani Mustoha Iskandar mengatakan, masyarakat boleh bekerja sama dengan Perhutani dengan sistem bagi hasil 25 persen dan 75 persen selama tidak merambah kawasan hutan.

Mustoha juga meminta agar petani di sekitar kawasan hutan Perhutani mendaftar untuk ikut program gerakan peningkatan produksi pangan bersama koperasi. Perhutani mengelola 2,4 juta hektar kawasan hutan di Pulau Jawa dan Madura. Adapun areal hutan di Jawa Barat seluas 430.200 hektar.

Wali Kota Tasikmalaya Syarif Hidayat menjelaskan, Pemerintah Kota Tasikmalaya mengalokasikan dana Rp 1 miliar per tahun untuk membeli bukit di sekitar Tasikmalaya. Langkah ini merupakan strategi Syarif untuk meningkatkan lahan konservasi di sekitar Tasikmalaya.

Bukit-bukit tersebut kemudian direboisasi untuk mempertahankan sumber air bagi masyarakat. Bukit ini juga menjadi benteng alam jika Gunung Galunggung meletus.

Hamzirwan | Robert Adhi Ksp
Kompas.com :: Selasa, 6 Maret 2012 | 11:46 WIB