FOKUSJABAR.COM (22/8/2017) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bandung Utara menggandeng perusahaan swasta PT. Jala Energy untuk membuka obyek wisata baru bertaraf internasional yang diberi nama Orchid Forest di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Objek wisata yang diberi nama Orchid Forest ini berada di lahan 12 hektar hutan pinus. Objek wisata ini akan jadi favorit karena terdapat koleksi 157 anggrek langka dari berbagai belahan dunia.

Disaksikan Kepala Perhutani divisi regional Jabar-Banten Andi Purwadi, penandatanganan kerjasama dilakukan Dirut PT.Jala Energy, Barry Akbar dan Kepala Primer Koperasi Perhutani Reni Sureni pekan lalu, menandai awal dibukanya obyek wisata alam khas pegunungan bandung utara.

“Dari sekian banyak jenis anggrek di seluruh dunia, setengahnya ada di Indonesia. Hal ini yang menginspirasi kami membuat taman anggrek yang dapat dinikmati wisatawan,”ungkap Barry Akbar, Selasa (22/8/2017).

Menurutnya, dipilihnya kerjasama dengan perhutani KPH Bandung Utara lantaran kawasan hutannya cocok untuk hidup berbagai jenis anggrek nusantara bahkan anggrek dari Venezuela, Peru dan Amerika Serikat.

“suhu disini rerata 14-21 derajat celcius, dengan suhu tersebut tanaman anggrek akan tumbuh dengan baik,”paparnya.

Barry menambahkan, wisatawan yang datang ke Orchid Forest tak hanya menikmati limpahan oksigen sejuk khas hutan pinus, namun juga diajak untuk berjalan-jalan dan memanjakan mata melihat keindahan warna warni anggrek langka.

” Di Orchid Forest wisawatan bisa menikmati, memiliki dan belajar budidaya Anggrek. Salah satu yang menjadi primadona kami miliki anggrek hitam langka atau coelogyne pandurata dan anggrek kantong semar atau anggrek selop,”jelasnya.

Ditempat sama, Kepala Perhutani Divre Jabar-Banten, Andi Purwadi menjelaskan, terwujudnya Orchid Forest setelah melalui penelitian panjang. Butuh waktu dan kesabaran untuk mengumpulkan ratusan jenis Anggrek agar tumbuh baik di kawasan hutan Bandung Utara.

“Orchid Forest selain obyek wisata juga pusat budidaya, konservasi dan penangkaran bunga anggrek. Dengan konsep geowisata dan ecotourism ini Perhutani berupaya menjaga kelestarian flora sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat,” ucapnya.

Perhutani memahami, lanjut Andi, lokasi Orchid Forest yang berada di kawasan hutan lindung memiliki perlakuan khusus diatur dalam regulasi hukum. Tanpa mengabaikan jalur itu, taman anggrek ditata sedemikian rupa agar tak ada kerusakan hutan meski kini menjadi destinasi wisata.

“sudah kita pelajari betul, perpaduan taman anggrek dan hutan pinus tak akan mengganggu ekosistem hutan lindung. Keberadaan pohon pinus wajib dipertahankan dan penataan anggrek di pohon pinus justru indah tanpa merusak,”tandasnya.

Sumber : fokusjabar.com

Tanggal : 22 Agustus 2017