SUARAMERDEKA.COM, KUDUS (15/7/2016) |Pembenasan tanaman semusin di hutan pegunungan Kendeng masuk wilayah Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan diupayakan dipercepat. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan potensi bencana alam yang salah satunya akibat tidak adanya vegetasi yang dapat menahan air dari arah puncak pegunungan.

Camat Undaan Catur Widiyatno mengemukakan hal tersebut kepada suaramerdeka.com, Kamis (14/7). Lebih lanjut dia menyatakan Saat ini area hutan di kawasan Wonosoco mencapai 400 hektare. Sekitar 75 persen di antaranya dalam kondisi rusak, antara lain disebabkan adanya penebangan liar, kebakaran dan berubah fungsi menjadi lahan pertanian tanaman semusim seperti jagung. “Kami akan mengupayakan penuntasannya,” katanya.

Perkembangan terakhir, pembebasan tanaman semusim hingga kini baru mencapai sekitar 30 persen. Masih ada puluhan hektare lahan yang hingga kini masih dimanfaatkan masyarakat untuk tanaman semusim. Menurutnya, perlu dukungan banyak pihak untuk merealisasikan pembebasan lahan di pegunungan Kendeng dari tanaman semusim.

Pihaknya segera melakukan koordinasi dengan pihak Kodim 0722 Kudus serta pihak Perhutani untuk merealisasikan rencana itu. Juga akan berkoodinasi dan bekerjasama dengan pemangku wilayah perbatasan, dalam hal Camat Sukolilo Kabupaten Pati. “Kawasan hutan harus bebas dari tanaman semusim. Selain untuk mencegah terjadinya bencana, juga mensterilkan wilayah dari aktivitas warga karena di kawasan itu akan digunakan untuk kepentingan latihan menembak dan latihan perang semesta,” ujarnya.

Terpisah, Kades Wonosoco Setya Budi mengakui, sebagian besar petani penggarap lahan di pegunungan Kendeng bukan berasal dari wilayahnya. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan petani hutan asal desa setempat. Mereka sudah bersedia untuk tidak lagi menanam tanaman semusim di hutan Pegunungan Kendeng. (Anton WH/CN38/SM Network)

Tanggal : 15 Juli 2016
Sumber : Suaramerdeka.com