JAKARTA, PERHUTANI, (27/9/2016) | “Perbaikan lahan di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu perlu dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan semua stakeholder”, demikian disampaikan Sekretaris Perusahaan Perum Perhutani, John Novarly, pada acara konfrensi Press terkait bencana banjir bandang Kabupaten Garut di kantor Divisi Regional Perum Perhutani Jawa Barat dan Banten, Selasa.
John Novarly menjelaskan bahwa kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani di Kab Garut hanya 14.282 Ha dari total luas Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk Hulu yang mencapai 140.553 Ha. Artinya, Perum Perhutani hanya mengelola 10,16% dari total Sub DAS Cimanuk Hulu.
“Pemberitaan yang menyebutkan Perhutani turut berkontribusi terhadap kerusakan lahan sehingga menyebabkan banjir, kurang tepat karena untuk lahan kritis di Sub DAS Cimanuk Hulu, sebanyak 30.442 Ha atau 21,65% sebagian besar berada di luar kawasan hutan Perum Perhutani’ tambahnya.
Lahan kritis yang berada di dalam kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut adalah 1.073 Ha atau hanya 3,5% dari total Sub DAS Cimanuk Hulu. Sedangkan di luar lahan yang dikelola Perum Perhutani, sebagian besar merupakan lahan milik masyarakat.,” jelasnya.
Khusus penanganan lahan kritis di dalam kawasan hutan, Perhutani hingga saat ini terus melakukan berbagai upaya, antara lain alih komoditas dan alih profesi dengan metode Participatory Rural Aprasial (PRA), melakukan rehabilitasi hutan lindung melalui penanaman tanaman berkayu, termasuk tanaman buah-buahan dan pemanfaatan lahan dibawah tegakan (PLDT) dengan tanaman kopi, serta meningkatkan implementasi kegiatan Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM). (Kom-PHT/Kanpus).