SEMARANG, PERHUTANI (21/6/2019) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M Mauna mengadakan kick off meeting rencana pengembangan tanaman biomassa di Kantor Divisi Regional Jawa Tengah, Kamis (21/6).

Dalam sambutannya, Denaldy berharap dapat merealisasikan pengembangan bisnis biomassa untuk meningkatkan pendapatan perusahaan (profit), meningkatkan tutupan hutan (planet), dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa yang akan datang (people).

“Biomasa adalah salah satu kesempatan bisnis yang perlu diperhatikan sesuai dengan aspek yang ada. Penurunan permintaan kayu jati dunia adalah fakta yang harus dihadapi dan harus segera disikapi. Pulau Jawa memiliki kontribusi potensi kayu jati sebesar 39%, hal ini menimbulkan tekanan sosial yang sangat tinggi, kebutuhan penggarapan lahan yang sangat tinggi dan data menunjukkan survival rate jati 50% umur 20 tahun menurun yang artinya kita sudah menyiapkan lahan dan proses tanam 20 tahun lagi pada saat generasi junior kita atau penerus akan melakukan penebangan pohon jatinya sudah tidak ada”, jelasnya.

Lompatan bisnis Perhutani ke depan, bukan hanya sekedar memenuhi profit, namun perkembangan bisnis biomassa terbaru sangat cepat sekali berkembang mengurangi ketergantungan penggunaan batubara dan minyak. Oleh karena itu, biomasa adalah salah satu kesempatan bisnis yang perlu diperhatikan.

Selain itu Denaldy menyampaikan kelebihan biomassa yaitu quick yield dapat dipanen dalam waktu 2 tahun dan daurnya 15 tahun, sistem trubusan lebih efisien, nilai pendapatan green biomassa mencapain 60juta/Ha, jika diolah menjadi wood pellet nilai pendapatan mencapai 180juta/Ha. Perhutani pada tahun ini mulai melakukan ekstensifikasi pengembangan tanaman biomassa sampai ke industri hilir (wood pellet) dengan total penanaman 120 ribu hektare dalam waktu 5 tahun.

Upaya ekstensifikasi ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam mitigasi perubahan iklim dengan mendorong pengurangan emisi Co2 yang tahun lalu secara global mencapai titik tertinggi (International Energy Agency Planet). Pola tanam yang diterapkan adalah sosial agroforestri dengan tanaman pertanian sehingga akses kepada masyarakat hutan semakin luas dan kesejahteraannya semakin meningkat. Perum Perhutani terus melakukan transformasi bisnis hingga membuahkan pertumbuhan double digit. (Kom-PHT/Divrejateng/Isa)

 
Editor : Ywn
Copyright©2019