Beberapa jenis satwa liar penting masih hidup di kawasan hutan Pulau Jawa. Satwa-satwa liar ini berperan penting dalam rantai ekologi sebagai penjaga keseimbangan rantai kehidupan dan keberlanjutan ekosistem hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitat beberapa satwa liar yang ada mulai terancam keberadaannya, termasuk Owa Jawa (Hylobates moloch).

Keberadaan satwa-satwa liar tersebut saat ini semakin berkurang karena berkurangnya kawasan hutan sebagai habitatnya. Kawasan hutan pegunungan seperti di kawasan Jawa Barat bagian Selatan yang kondisinya masih baik adalah salah satu benteng terakhir keberadaan satwa liar tersebut.

Pemanfaatan potensi alam di kawasan ini akan terus ditingkatkan dengan prinsip pengelolaan berkelanjutan dengan program konservasi satwa liar dan habitatnya. Ketua Yayasan Owa Jawa Wahjudi Wardojo menyatakan, kerja sama dengan Perhutani memang mutlak diperlukan karena spesies Owa Jawa hanya hidup di Pulau Jawa bagian barat dan paling timur sampai Pekalongan Selatan. Owa Jawa merupakan spesies dengan daya punah relatif cepat lantaran monogamis yang hidup dalam kelompok kecil layaknya keluarga inti, yakni pasangan jantan dan betina dengan satu atau dua anak yang belum dewasa.

Owa betina melahirkan sekali dalam kurun waktu tiga tahun, menyusui anak sampai usia 18 bulan dan tinggal bersama sampai usia delapan tahun. Setelah itu, Owa muda akan mencari pasangan dan memisahkan diri. “Owa Jawa bisa menjadikan sustainability brand dan entry point untuk kelestarian sumberdaya alam lainnya. Kerja sama dengan Perhutani mengandung tiga mutuality, yaitu mutual aspect, mutual trust, dan mutual benefit,” kata Direktur Utama Perhutani Barnbang Sukmananto dalam acara penandatanganan MoU dengan Ditjen PHKA Kementerian Kehutanan, awal pekan lalu.

Sementara itu Dirjen PHKA Kementerian Kehutanan, Darori menyarnpaikan ucapan terima kasih atas peran Perhutani melindungi habitat Owa Jawa yang hampir punah Sesuai PP No 72/2010 yang menyatakan, Perum Perhutani diberi kewenangan yang cukup luas dalam mengelola sumber daya hutan dengan prinsip pelestarian dengan 3 aspek, people, planet dan profit.

Perhutani selama ini mengelola hutan bukan saja menangani profit, tetapi aspek konservasi sumberdaya alam hayati, terrnasuk pelestarian satwa juga menjadi komitmen dan tanggungjawab Perhutani. “Selama ini juga dalam konteks konservasi Perhutani telah melakukan perlindungan terhadap wilayah-wilayah hutan yang bernilai konservasi tinggi di wilayah Perhutani,” kata Darori. (rir)

INDOPOS :: 22 Agustus 2012, Hal. 2