TEGALDLIMO, Radar Banyuwangi- Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan terus menjaga keslestarian wilayah hutan yang dinaungi mulai dari Kalipahit, Grajagan, hingga Pulau Merah. Yang terkini, seluruh karyawan, Asisten Perhutani (Asper), mandor, hingga mitra kerja Perhutani yakni Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) bahu membahu menanam pohon di kawasan hutan Banyuwangi Selatan.
Sedangkan di luar kawasan hutan, KPH Perhutani Banyuwangi Selatan juga menyiapkan ribuan bibit siap tanam beragam jenis. ”Siapa pun boleh andil menanam pohon di luar kawasan hutan Banyuwangi Selatan. Mulai kelompok masyarakat, pencinta alam, Pramuka, komunitas, dan lain-lain. Siapa saja yang mau menanam, Perhutani menyediakan bibitnya,” ujar Administratur KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, Ir Agus Santoso.
KPH Banyuwangi Selatan bersama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melaksanakan penanaman masal di sepanjang jalan Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, Senin lalu (11/5). Sebelumnya, sekitar 150 mahasiswa UPI program studi geografi ini melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di Taman Nasional (TN) Alas Purwo. Sebanyak 500 bibit pohon dari jenis jati, mindi, trembesi, jati belanda, flamboyan dan kesambi ditanam oleh mahasiswa bersama jajaran Asper KPH Banyuwangi Selatan dan masyarakat sekitar.
KPH Banyuwangi Selatan telah memprogramkan untuk mengembangkan penanaman pohon yang bisa mendukung peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan. Tanaman ini bisa diambil bagiannya untuk obat-obat herbal, tanpa merusak atau menebang pohonnya. Seperti jati Belanda, ekstrak daunnya bisa digunakan untuk obat pelangsing.
KPH Banyuwangi Selatan juga telah berhasil mengembangkan bibit Jati Belanda dengan menggunakan stek. Agus Santoso mengatakan, KPH Perhutani Banyu wangi Selatan sudah menanam sekitar 1600 pohon. ”Ini akan dikembangkan terus. Diharapkan melalui program ini, masyarakat desa hutan semakin meningkat ekonominya dan hutan akan semakin lestari,” ujarnya. (*/bay)
Sumber    : Radar Banyuwangi, hal.37
Tanggal    : 13 Mei 2015