MADURA, PERHUTANI (21/9/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura bersama Cabang Dinas Kehutanan (CDK) wilayah Sumenep dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) menggali informasi dan praktek pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di kawasan hutan di Desa Majungan dan Tanjung Kecamatan Pademawu Pamekasan, Senin (21/9).

Wakil Administratur KPH Madura Samiwanto menyampaikan jika pihaknya sangat mendukung kegiatan monitoring bersama rencana KEE, “Kegiatan ini sangat berperan penting dalam mendukung perlindungan keanekaragaman hayati ekosistem, spesies, dan keanekaragaman genetic. Kawasan tersebut melindungi terancamnya kawasan diluar kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam yang mempunyai keunikan baik spesies flora maupun fauna,” ucap Totok.

Menurut Totok, KEE merupakan inovasi dan upaya kolaboratif pengelolaan keragaman hayati dan ekosistem antara pemerintah, swasta dan masyarakat. “Pada dasarnya KEE ini konsep pembangunan mengutamakan masyarakat, namun bersinergi dengan konservasi keragaman hayati. Penting ada prinsip keberlanjutan dan pelestarian lingkungan,” pungkasnya.

Mewakili Kepala BKSDA, Kepala Seksi Wilayah Madura Supena menyampaikan, bahwa KEE sangat berperan penting dalam mendukung perlindungan keanekaragaman hayati, dikarenakan kawasan tersebut melindungi terancamnya kawasan yang berada diluar kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam yang mempunyai keunikan baik spesies flora maupun fauna.

“KEE mempunyai posisi penting yang memberikan kontribusi berupa barang dan jasa lingkungan serta menunjang tumbuhnya sektor ekonomi, namun hampir semua sektor ekonomi yang secara tidak sadar memanfaatkan ekosistem ini tidak menyentuh atau memberi kontribusi terhadap investasi pengelolaan ekosistem esensial,” ujar Supena. (Kom-PHT/Mdr/Mbl)

Editor : Ywn

Copyright©2020