SOLOPOS.COM (04/07/2020) | Tim monitoring Perum Perhutani KPH Surakarta memastikan objek wisata yang dikelola Perhutani bersama stakeholer melaksanakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Tim monitoring Perum Perhutani KPH Surakarta melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) di sejumlah objek wisata yang dikelola Perhutani bekerja sama dengan stakeholder pada Rabu (1/7/2020). Beberapa lokasi yang dicek adalah jalur pendakian Candi Ceto, The Lawu Park, Sakura Hills, dan lain-lain.

Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, menuturkan tim monitoring melaksanakan monev setelah usaha pariwisata buka selama satu pekan. Hal itu menjadi salah satu standar pembukaan kembali wisata di masa pandemi Covid-19.

Sugi menyebut sejumlah tahap harus dilewati pelaku usaha yang menginginkan membuka kembali usaha wisata. Dimulai dari persiapan pengelola memastikan protokol kesehatan Covid-19, koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dan Disparpora Karanganyar.

Terjunkan Tim
Disparpora menindaklanjuti dengan menerjunkan tim untuk mengecek kesiapan. Hasil pengecekan adalah pengelola dinyatakan siap atau tidak siap. Tetapi sembari menunggu keputusan itu, pengelola melakukan simulasi pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19.

“Kami lakukan monev gabungan sebagai bentuk evaluasi. Tim monitoring memastikan bahwa protokol Covid-19 telah ditaati sesuai surat kesanggupan yang dibuat. Monev akan dilakukan berkala, terutama saat peak season, Sabtu, Minggu. Ada petugas standby. Tetapi sesekali sidak untuk memastikan,” ujar Sugi saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (2/7/2020).

Mereka mengecek sarana prasarana cuci tangan, penyediaan masker, imbauan tertulis di lokasi objek wisata, dan lain-lain. Sugi mengklaim belum ada catatan khusus bagi pengelola wisata setelah monev tersebut.

Selain memastikan stakeholder dan pengunjung menerapkan protokol kesehatan Covid-19, Perum Perhutani KPH Surakarta juga mengecek kondisi karyawan dan keluarga.

“Sampai sekarang ada daily monitoring Covid-19. Monitoring keluarga dan lingkungan. Apabila penyokong bisnis itu aman maka proses bisnis aman. Petugas lapangan memahami protokol kesehatan,” ungkapnya.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 4 Juli 2020