BOGOR, PERHUTANI (13/12/2019) | Dukung Bogor Economic Summit (BES), Perhutani Kesatuan Pemangkuan (KPH) Bogor menjalin kerjasama pemanfaatan hutan dengan Pemerintah Kabupaten Bogor. Kegiatan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dilakukan oleh Administratur KPH Bogor Ahmad Rusliadi dengan Bupati  Bogor Ade Munawaroh Yasin dalam gelaran acara BES yang dihadiri 12 Kepala Daerah Kabupaten dan Kota, bertempat di Royal Tulip Gunung Geulis Resort and Golf, Sukaraja Bogor, Kamis (12/12).

Dalam acara ini selain para Kepala Daerah, hadir pula Menteri Perencanaan Pembangunan Nasinal/BAPPENAS Suharso, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Achmat Ru’yat, serta anggota DPR RI Mulyadi, Eli Rahmad Yasin dan Tomi Kurniawan.

Dalam pernyataannya, Administratur KPH Bogor Ahmad Rusliadi menjelaskan arti pentingnya melaksanakan penandatangan MoU bersama Bupati Bogor tersebut. Perhutani KPH Bogor memiliki wilayah yang luas sehingga sangat mungkin kawasan hutannya masuk dalam lintasan BES tersebut Pihaknya akan mendukung kebijakan ini sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya sebagai BUMN. Ia berharap agar kegiatan dalam Boderline Economic Summit (BES) dapat berjalan dengan benar dan tepat untuk kemajuan pembangunan masyarakat di wilayah Bogor dan sekitarnya.

“Dibentuknya BES dan sesuai teknologi 4.0 era digital akan mempercepat pembangunan wilayah Bogor dan sekitarnya. Perhutani menyambut baik gagasan dari Bupati Bogor yang telah disepakati oleh 12 Kepala Daerah Kabupaten dan Kota yang masuk dalam BES. Ini gagasan yang original dan sangat inspiratif. Perhutani KPH Bogor akan berupaya mendukung sesuai dengan kapasitas, aturan dan kemampuan, sesuai kesepakatan.” jelasnya.

Dalam sambutannya Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin menyampaikan bahwa kegiatan Boderline Economic Summit (BES) dibentuk dan dapat berjalan setelah diskusi dengan Walikota Bogor, Bima Arya. Latar belakang pembentukan BES adalah kesulitan dalam pengembangan pembangunan, sehingga untuk perluasan pembangunan maka dibentuk BES dengan 12 daerah kabupaten dan kota. Ade menambahkan bahwa kata kunci percepatan dalam pembangunan adalah inovasi dan kolaborasi, teknololgi digital menjadi kebutuhan dari sebelumnya manual.

“Hari ini membuktikan bahwa teknologi 4.0 sudah menjadi bagian dari mindset kita, yang tadinya manual menjadi digital. Inovasi dan Kolaborasi menjadi kata kunci yang mempercepat pembangunan di segala bidang. Kita memperluas jangkauan, sebab kita di perbatasan sulit dalam pengembangannya karena tidak tersentuh pembangunan sehingga diperluas menjadi Boderline Economic Summit (BES). Terdapat 12 kabupaten kota yang mengelilingi Bogor. BES ini sudah saya uji coba dengan kepala Bappeda ibu Sarifah, dengan mengundang ke 12 Bappeda untuk hadir dalam acara ini. Walaupun tingkat pengambil keputusan yang tertinggi adalah BAPPENAS (Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional),” urainya.

Ada delapan issue strategis yang harus diperjuangkan secara bersama-sama oleh 12 kepala daerah untuk mempercepat pembangunan yang dirumuskan dan disepakati bersama, yakni Pembangunan Jalan Posros Tengah Timur, Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD), Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) pada simpul Kereta Api, Jalan Khusus Tambang, Twin Geopark Pongkor–Ciletuh, Penanganan DAS Kali Bekasi, Penghubung TOL Cimanggis–Cibitung, dan Pengendalian banjir di kawasan Hulu. Diharapkan BES yang pertama ini bisa menjadi awal dari kerjasama yang baik dan kompak serta bisa melahirkan semua kesepakatan bernama PROTOKOL  BOGOR. (Kom-PHT/Bgr/Dn)

 

Editor : Ywn

Copyright©2019