BANDUNG, PERHUTANI (09/08/2024) | Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten (Divre Janten) bersama Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat (Dishut Jabar) mengadakan Rapat Koordinasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Acara ini berlangsung pada Kamis (08/08) di Ruang Rapat Tectona, kantor Perhutani Divre Janten.
Rapat koordinasi ini bertujuan untuk membahas strategi dan langkah-langkah konkret dalam pengendalian Karhutla, yang merupakan ancaman signifikan bagi ekosistem hutan dan sumber daya alam di Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 849 Tahun 2024 yang diterbitkan pada 16 Juli 2024, serta hasil Rapat Koordinasi Tim Supervisi Karhutla yang dipimpin oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 30 Juli 2024.
Rapat koordinasi dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Anang Sudarna, Kepala Perhutani Divre Janten Yudha Suswardhanto beserta jajaran, Kepala Dishut Jabar merangkap Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Dodit Ardian Pancapana beserta jajaran, Kepala Balai Pengendali Perubahan Iklim (PPI) Wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Haryo Pambudi, Analis Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Adwin Singarimbun, Fungsional Madya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas I Bandung Darmawan, serta perwakilan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta dan peserta lainnya.
Dalam sambutannya, Yudha Suswardhanto mengungkapkan komitmen Perhutani Divre Janten dalam menjaga kelestarian hutan dengan tidak hanya fokus pada pengelolaan yang berkelanjutan, tetapi juga pada pencegahan kebakaran hutan. “Kami memiliki tanggung jawab ganda: mengelola hutan secara berkelanjutan dan melindunginya dari kebakaran. Karhutla merupakan ancaman serius yang dapat merusak ekosistem, sehingga sinergi antara semua pihak sangat penting,” ungkap Yudha.
Sebagai bagian dari langkah preventif, Perhutani Divre Janten bersama Dishut Jabar dan stakeholder terkait telah meluncurkan program Masyarakat Peduli Api (MPA) yang melibatkan masyarakat desa hutan di sembilan wilayah kritis di Jawa Barat, yaitu Bogor, Purwakarta, Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, dan Sumedang. Program ini dimulai pada bulan Juli 2024 dan akan berlanjut hingga Agustus 2024.
Program MPA bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal dengan pelatihan dalam deteksi dini dan penanggulangan kebakaran. Masyarakat yang terlibat dalam program ini dilatih untuk mengidentifikasi dan melaporkan potensi kebakaran, serta melakukan tindakan pencegahan yang efektif.
Dodit Ardian Pancapana menambahkan bahwa selain rapat koordinasi dan program MPA, upaya pencegahan juga mencakup sosialisasi dan simulasi pengendalian Karhutla terhadap masyarakat sekitar hutan, edukasi melalui media sosial, monitoring menggunakan aplikasi Sipongi+, dan penerapan regulasi di tingkat Provinsi Jawa Barat.
Rapat koordinasi ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan koordinasi antara semua pihak, menghasilkan strategi yang lebih efektif dalam mencegah kebakaran hutan, dan memastikan keberlanjutan ekosistem hutan di Jawa Barat. (Kom-PHT/DivJanten/Ga)
Editor: EM
Copyright©2024