TASIKMALAYA, PERHUTANI (29/05/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya memberikan bantuan bibit tahap pertama sebanyak 700 pohon jenis suren, nangka, mahoni dan kesambi dalam rangka mendukung Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon (GTPP) 2020 Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat. Pemberian tersebut bertempat di halaman Kantor KPH Tasikmalaya. Kamis (28/5)

Penyerahan bibit dilakukan oleh Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko kepada Kepala Seksi (Kasi) Pengelolaan Sumber Daya Hutan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VI Jawa Barat Asep Wawan Sutiawan.

Administratur KPH Tasikmalaya Benny Suko Triatmoko menyambut baik  gerakan tanam dan pelihara pohon. Menurutnya, gerakan ini dalam upaya menjaga kualitas dan melestarikan lingkungan secara nyata dan memiliki konsep tata kelola wilayah yang bersih dan hijau, sekaligus bentuk kampanye kepada masyarakat tentang sadar lingkungan dalam mendorong pertumbuhan dan percepatan pembangunan di daerah.

Benny mengajak seluruh elemen masyarakat dan stakeholder terkait dapat menjadikan sebagai motivasi dan inspirasi untuk senantiasa menjaga kondisi dan kelestarian lingkungan serta sumber daya alam.

“Terpenting adalah setelah penanaman pohon hendaknya dipelihara secara berkelanjutan sehingga tumbuh dan bermanfaat bagi lingkungan dan keberlangsungan hidup kita. Selain itu lingkungan atau sumber daya alam yang rindang ditumbuhi pohon-pohon hijau tinggi menjulang merupakan penyedia oksigen bagi makhluk hidup juga memilki fungsi untuk mencegah erosi, penyimpan air tanah, dan menjaga suhu udara dari polusi.” ungkap Benny

Asep Wawan Sutiawan menyampaikan gerakan tanam dan pelihara pohon merupakan gerakan nyata menanam pohon yang bertujuan untuk menambah tutupan lahan guna mencegah terjadinya bencana banjir, longsor kekeringan dan kebakaran, konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity), penyerapan karbon dioksida (CO2) di atmosfir untuk antisipasi dampak perubahan iklim, dan ikut berpartisipasi terhadap kebutuhan pangan, energi dan ketersediaan air untuk kesejahteraan masyarakat.

Asep menambahkan untuk meningkatkan budaya dan partisipasi menanam pohon perlu dibangun ikatan dalam sebuah kesepahaman atau kerjasama (MoU) dengan para pihak yang potensial dapat memberikan percepatan pemulihan lahan kritis di Jawa Barat.

Sasaran lokasi penanaman dan pelihara pohon sebagaimana respon pemerintah daerah dalam pemulihan lahan di diluar kawasan hutan seperti areal pegunungan lain pada lahan kritis, tidak produktif dan lahan kosong, kawasan hutan kota yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah baik provinsi maupun Kabupaten dan Kota, kawasan pesisir pantai dan mangrove, serta kegiatan penghijauan lingkungan di sekitar area masyarakat. (Kom-PHT/Tsk/ Uwa)

Editor : Ywn

Copyright©2020