Perum Perhutani mengekspor air minum dalam kemasan (AMDK) ke Jepang. Sasaran berikutnya adalah Singapura dan Hongkong. Menurut Dirut Perhutani Bambang Sukmananto, ekspor air minum ini ke Jepang merupakan yang pertama kali bagi Indonesia. Sebelumnya, hanya Kanada dan Korea yang bisa menembus pasar Jepang. Air, katanya, merupakan salah satu potensi pengembangan pendapatan negara sektor kehutanan untuk hasil non kayu.
Bambang menjelaskan, minat Jepang mengimpor AMDK bermula ketika masyarakatnya membutuhkan air minum kemasan dalam jumlah besar pada kondisi pasca tsunami, beberapa waktu lalu, Kemudian tim Jepang menjajaki beberapa negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Indonesia. Namun, tidak semua air kemasan memenuhi standar yang dipatok nagara itu, di antaranya karena tidak memenuhi standar TDS di bawah 60.
“Akhirnya, tim quality control menyetujui penandatanganan kontrak pembelian AMDK dari Perhutani yang merupakan satu-satunya AMDK Indonesia yang memenuhi persyaratan. Pihak Jepang meminta kami mengirim 10 juta botol per bulan dengan nilai Rp 9,58 miliar. Pengiriman awal 2-5 kontainer tiap bulan,” ujar Bambang pada peluncuran ekspor perdana AMDK berlogo Perhutani, di Bogor, belum lama ini.
Wakil dari PT Classic International Indonesia sebagai distributor eksportir air kemasan Perhutani, Katsuhito Segawa, mengakui, masyarakat Jepang menyukai produk air ini karena pertimbangan kualitas.
Menurutnya, sumber airnya alami, bebas kandungan Fe, bebas pamutih, PH dan TDS bagus. Sumber mata air kemasan bartogo BUMN hijau ini barasal dari wilayah hutan sakitar Cikeas, Bojong konang,Babakan Madang, Kabupatan Bogor. [S-26] Nama Media : SUARA PEMBARUAN
Tanggal       : Selasa, 13 September 2011, Hal. 9
Penulis        :
TONE           : POSITIVE