SURABAYA, kabarbisnis.com: Hilirisasi potensi industri dalam negeri kian dimantapkan oleh seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di berbagai sektor.

Perum Perhutani juga melakukan hal yang sama sejak beberapa tahun terakhir. Perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor hasil hutan ini telah mengembangkan industri pengolahan kayu dan armadu.

“Untuk kayu yang kami olah memang masih cukup kecil dibanding yang dijual dalam bentuk log atau kayu mentah. Ke depan, kami akan berupaya menaikkannya,” ujar Humas Perum Perhutani Unit II Jatim, Avid Rollick Septiana, Minggu (31/3/2013).

Ia mengaku, pihaknya tengah menggalang program peningkatan nilai tambah dengan memperkuat lini industri kayu. Dalam hal produksi kayu, setiap tahunnya Perhutani mampu memroduksi sekitar 1 juta meter kubik kayu jati maupun rimba.

Pada tahun 2012, Perhutani Unit II Jatim telah memroduksi kayu sebanyak hampir 450.000 meter kubik. Dari jumlah tersebut hanya 35.000 meter kubik atau kurang dari 8% yang diolah, baik melalui pabrik sendiri di Gresik maupun kerjasama dengan swasta dan pihak lain (KSP), sisanya dijual dalam bentuk log.

“Karena masih sangat kecil, maka kontribusinya terhadap total pendapatan Perum Perhutani unit II juga tidak signifikan, hanya sebesar Rp 105 miliar,” ungkapnya.

Selain itu, industri hilir yang juga telah dirintis sejak tahun 2011 adalah armadu. Minuman dalam kemasan hasil olahan madu yang dicampur dengan air mineral. Kandungan dalam Armadu sangat bagus untuk kesehatan, karena dalam satu gelas Armadu, mengandung dua sendok madu murni.

Selain itu, dalam proses pengemasan, Armadu tidak menggunakan bahan pengawet sedikitpun. Jadi aman dan sehat untuk dikonsumsi. kbc6

Minggu, 31 Maret 2013 | 19:49 wib ET