Bisnis Jabar Online, BANDUNG – Perum Perhutani Unit III Jabar Banten berencana mengembangkan komoditas karet untuk menambah pendapatan dari sektor non kayu.

Kepala Perhutani Unit III Jabar-Banten, Dadang Hendaris mengatakan karet akan menjadi lahan pemasukan Perhutani karena harga jualnya tidak pernah turun dimana rata-rata mencapai Rp27.000-Rp30.000 per kilogram.

Karena itu, pihaknya telah melakukan penanaman karet pada lahan 20.000 hektare. “Hasilnya, memang tidak bersifat jangka pendek dan instan. Hasilnya baru terasa dalam 5 tahun,” katanya di Bandung, Rabu (16/10/2013).

Pendapatan non kayu lainnya juga datang dari sektor ekowisata yang mencapai 74 titik potensial. Sampai saat ini Perhutani mencatat pemasukan dari sektor tersebut sudah mencapai Rp80 miliar per tahun. “Untuk eko wisata, target kami pendapatannya bisa naik mencapai Rp100 miliar,” paparnya.

Perum Perhutani Unit III sendiri saat ini masih mengelola 678.000 hektare hutan di Jabar-Banten. Dimana sekitar 568.000 hektare di antaranya berlokasi di Jabar.

“Yang terluas terdapat di beberapa titik, yaitu Cianjur, Sukabumi, dan Garut. Luasnya, sekitar 20-60 ribu hektare,” katanya.

Tahun ini pihaknya menargetkan penanaman pohon lebih dari 18 juta pohon di 12.000 hektare. Lokasinya tersebar di Jabar dan Banten.Alokasi dana anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp100 miliar. Pohon tersebut ditanam di hutan produksi sekitar 70% dan 30% di hutan lindung.

Dia mengaku pemasukan pendapatan dari kayu di hutan produksi relatif kecil hanya sekitar 160.000 meter kubik per tahun. Hal itu berbeda jauh dibandingkan hutan rakyat yang bisa mencapai 4 juta meter kubik per tahun.”Pendapatan dari non kayu itu tumbuh 95% dibandingkan tahun lalu,” katanya.(k57/yri)

Jurnalis : Wisnu Wage
Bisnis Jabar Online | 17 Oktober 2013 | 08.40 WIB