NGANJUK, PERHUTANI (19/11/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk menerima kunjungan Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan lingkungan (BPSKL) dan masyarakat anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) wilayah Kalimantan untuk melakukan studi banding budidaya tanaman porang di Desa Bendoasri dan penyulingan minyak kayu putih di Desa Mancon Kabupaten Nganjuk, Kamis (19/11).

Peserta sebanyak 40 orang tersebut diterima oleh Administratur KPH Nganjuk Wahyu Dwi Hadmojo di Kantornya yang kemudian langsung menuju ke lokasi budidaya tanaman porang yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Arto Moro Desa Bendoasri Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk dan dilanjutkan ke tempat pengelolaan minyak kayu putih yang dikelola oleh LMDH Sidomakmur Desa Mancon Kecamatan Wilangan.

Wahyu Dwi Hadmojo pada kesempatan itu menyampaikan, bahwa tanaman porang yang ditanam oleh masyarakat dibawah tegakan tanaman kehutanan ini menjadi tanaman primadona karena mempunyai nilai jual yang tinggi, katanya. Ia menyebut bahwa budidaya porang di wilayah kerjanya sudah dikembangkan oleh 34 LMDH dengan total luas 1.507 hektar.

“Salah satu yang sudah menjalin kerjasama tanaman porang dengan Perhutani yakni LMDH Artomoro, luasnya sekitar 387,5 hektar. Sedangkan untuk tanaman kayu putih di KPH Nganjuk total memiliki luas 1.526 hektar tersebar di dua lokasi yakni di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bagor dan BKPH Berbek yang seluruh kegiatan mulai dari persemaian, penanaman, pemeliharaan dan pungut daun kayu putih di kerjakan bersama masyarakat. Dan penyulingan daun minyak kayu putih dikerjasamakan dengan LMDH Sidomakmur Desa Mancon,” terangnya.

Saat kunjungan di lokasi budidaya porang, peserta diajak melihat proses pengembangan porang di petak 138a di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bendosewu Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tritik yang dipandu oleh Ketua LMDH Artomoro bersama Kepala Desa Bendoasri Dudung Kuswantoro.

Dudung Kuswanto selaku Kepala Desa Bendoasri mengatakan, bahwa dulu wilayahnya merupakan desa tertinggal di Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk. Menurutnya dengan adanya masyarakat mau menanam porang di bawah tegakan tanaman kehutanan, maka masyarakat disini bisa meningkatkan ekonominya. “Sekarang tidak kalah dengan desa lain khususnya di Kecamatan Rejoso, karena Desa Bendoasri sekarang sudah menjadi desa sentra pengelolaan porang nasional,” jelas Dudung.

Setelah itu peserta studi banding melanjutkan ke lokasi pengelolaan minyak kayu putih di petak 3b RPH Awar-awar BKPH Bagor untuk melhat cara penyulingan minyak kayu putih di Desa Wilangan Kecamatan Wilangan Kabupaten Nganjuk yang diterima oleh Ketua LMDH Sidomakmur Arbai.

Lukas Tongolobo selaku pimpinan rombongan dari Kalimantan menyampaikan terima kasih kepada Perhutani KPH Nganjuk beserta jajarannya yang telah menyambut baik kegiatan studi banding ini. “Saya akan mengadopsi ilmu dan pengetahuan  yang didapat dari studi banding ini, untuk di terapkan di Kalimantan,” ucapnya. (Kom-PHT/ Ngj Mhd)

Editor : Ywn

Copyright©2020