Perhutani Turut Lestarikan Tradisi Lokal, Perhutani Kediri Ikuti Budaya Larung Sesaji di Wisata Pantai Blado Munjungan Kabupaten Trenggalek |

KEDIRI, PERHUTANI (29/05/24) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri turut hadir bersama stakeholder dalam acara Pahargyan Adat Longkangan atau larung sesaji yang digelar masyarakat Munjungan di Wisata Pantai Blado, petak 185 A Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Munjungan Timur masuk wilayah administratif Desa Masaran, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa timur, Selasa (28/05).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Kepala Perhutani KPH Kediri yang diwakili Kepala BKPH Kampak Jumarwan, Plt Camat Munjungan Yusuf Widharto, Polsek Munjungan, Koramil 0806/12 Munjungan, Kepala RPH Munjungan Timur, Kepala RPH Munjungan Barat, Kades se kecamatan Munjungan, tokoh masyarakat, dan tokoh agama setempat.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dalam keterangannya menyampaikan bahwa acara Pahargyan Adat Longkangan adalah tradisi lokal masyarakat Munjungan sebagai wujud ungkapan rasa syukur yang terus terjaga selama ratusan tahun. “Tradisi Pahargyan Adat Longkangan tentu menjadi potensi yang dapat meningkatkan daya tarik pariwisata. Kendati demikian, perlu adanya kesadaran masyarakat juga untuk selalu menjaga lingkungan khususnya kebersihan di lokasi wisata Pantai Blado”, ungkapnya.

“Upaya menjaga lingkungan sangatlah penting. Jangan sampai Pantai Blado ketika dikunjungi wisatawan pantainya kotor. Karena bila kondisi bersih, para pengunjung merasa nyaman dan suatu saat akan kembali lagi serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat”, imbuhnya.

Sementara itu, Jumarwan dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan Larung Sesaji merupakan salah satu kearifan lokal masyarakat Munjungan yang patut dipertahankan. Hal itu dikarenakan selain untuk melestarikan budaya kegiatan, budaya ini juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Blado.

“Tradisi seperti ini sudah berlangsung selama ratusan tahun. Tradisi ini dilakukan dengan cara melarung sesaji atau tumpeng besar ke laut lepas. Hal itu menjadi wujud syukur masyarakat dengan harapan kedepannya masyarakat tersebut dapat semakin dilimpahkan rejeki”, pungkasnya. (Kom-PHT/Kdr/Ton)