MADURA, PERHUTANI (09/07/2020) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madura menghadiri undangan rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Bangkalan yang membidangi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Pariwisata bertempat di ruang rapat Bamus Komisi D DPRD Bangkalan, Kamis (9/7).

Rapat tersebut juga di hadiri oleh Dinas Pariwisata Olahraga (Dispora) Kabupaten Bangkalan, Camat Sepulu, Kepala Desa Tengket, Paguyuban Tengket Bersatu dan masyarakat Desa Tengket.  Agenda rapat tersebut membahas masalah wisata religi pantai Maneron yang terletak di petak 4 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sepulu Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Madura Barat.

Ketua Komisi D DPR Bangkalan, Hosyan dalam sambutannya menyampaikan bahwa komisinya siap memfasilitasi pengelolaan wisata religi Maneron yang akan dikerjasamakan antara Perhutani, Paguyuban Tengket bersatu dan Kepala Desa Tengket atas dasar permintaan Camat Sepulu sesuai bidang yang ditangani di komisinya.

Menurutnya pengembangan wisata tersebut akan dirasakan banyak pihak, khususnya terhadap pendapatan masyarakat dan pemerintah daerah. “Oleh karena itu kita harus mempersiapkan konten yang menarik karena hal tersebut sangat penting sebagai daya tarik,” imbuh Hosyan.

Di tempat yang sama Kepala Seksi Perencanaan Pengembangan Bisnis KPH Madura, Hermawan yang mewakili Adminidtratur KPH Madura, Rumhayati menyampaikan jika pada prinsipnya Perhutani sangat mendukung kegiatan pengelolaan wisata yang ada di wilayah kerjanya asal sesuai prosedur dan aturan yang ada di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

“Pembukaan wisata baru ini sebagai implementasi sinergitas antara Perhutani dan Pemerintah Daerah melalui pihak Desa Tengket dan Paguyuban Tengket Bersatu dalam pengelolaan wisata ini harus menguntungkan semua pihak yang terlibat didalamnya,” katanya.

Sementara itu Kepala Dispora Kabupaten Bangkalan, Sa’at Asjari menyampaikan komitmen Bupati untuk pengembangan sektor pariwisata adalah hal terpenting saling mendukung, “Tanpa dukungan dari semua pihak itu susah membuat sebuah destinasi wisata yang ingin sustain,” katanya.

“Yang harus diingat, pariwisata saat ini bukan hanya penyumbang terbesar buat devisa negara, tetapi juga buat Pendapatan Asli Daerah (PAD). Jadi sayang jika tidak dimaksimalkan,” jelasnya. (Kom-Pht/Mdr/Mbl)

Editor : Ywn

Copyright©2020