Perusahaan Umum Perhutani-BUMN di sektor kehutanan-siap menjadi induk holding BUMN di sektor kehutanan pada Februari tahun depan.
Ketua Tim Kecil Forum BUMN Kehutanan Tedjo Rumekso mengatakan Perhutani sudah membahas wacana pembentukan holding BUMN kehutanan itu sejak 2010 hingga saat ini. Pada 16 November, di Yogyakarta, Perhutani akan menggelar sosialisasi dengan stakeholder seperti pemerintah provinsi di Pulau Jawa, pejabat intemal Perhutani, pejabat terkait, dan mitra kerja.
“Secara kesiapan, Perhutani dan Tnhutani bisa menerima pembentukan holding BUMN ini. Masalah teknis diselesaikan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN karena pemilik modalnya pemerintah,” tutur Tedjo, yang juga menjabat Direktur Rehabilitasi dan Usaha Pengembangan Hutan Rakyat Perhutani, kemarin.
Menurut dia, pembentukan holding itu akan bermanfaat bagi Perhutani dan Inhutani. Salah satunya Inhutani akan lebih mudah memperoleh modal. Selama ini, Inhutani tidak bankable sehingga kesulitan memperoleh modal pinjaman. Berbeda dengan Perhutani yang sudah bankable.
“Banyak peluang usaha di Inhutani sebenamya. Namun, dia tidak bankable. Karena itu, kami akan mendukung,” ucap Tedjo.
Selain manfaat itu, pembentukan holding BUMN akan meningkatkan sinergitas antar-BUMN kehutanan. Menurut dia, selama ini sudah terpetakan potensi dan peluang Perhutani dan Inhutani. Potensi itu akan dikembangkan ketika holding berjalan nanti. “Pastinya pemerintah akan lebih mudah berhubungan dengan induk holding. BUMN kehutanan juga berkompetensi merehabilitasi hutan di luar Jawa,” tukas Tedjo.
Direktur Utama Inhutani III Sri Sudiharto holding BUMN di sektor kehutanan dibutuhkan perusahaan pelat merah terutama untuk memperoleh pinjaman modal. Sri menyatakan pihaknya siap menyatu dengan Perhutani dalam sebuah holding BUMN kehutanan. “Tidak hanya siap, Inhutani III juga membutuhkan holding itu,” tutumya.
Menurut dia, lewat holding Inhutani III dapat lebih mudah meminjam dana untuk berinvestasi di sektor kehutanan di luar Pulau Jawa. Inhutani III berencana ekspansi tanam karet dan akasia tahun depan. Juga akan membangun industri wood pellet energy di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Sri mengaku saat ini dana Inhutani III terbatas sekali dan tidak punya jaminan saat hendak meminjam modal.
“Contoh lahan Inhutani perlu modal untuk di HTI karet. Kalau ada holding berarti ada pendanaan. Karena induk bisa lebih mudah mencari dana. Kalau kita punya holding lewat perum bisa besar,” katanya.
Sri memaparkan pihaknya akan menyosialisasikan rencana pembentukan holding BUMN dengan pemerintah daerah pada 2 November mendatang di Balikpapan.
Karena belum sosialisasi, dia belum dapat menjelaskan panjang lebar soal kesiapan Inhutani bergabung dengan Perhutani.
Nama Media : BISNIS INDONESIA
Tanggal         : 03 November 2011, Hal i2
Penulis           :
TONE              : POSITIVE