JAKARTA—Perum Perhutani tengah bersiap untuk mandiri energi melalui pengembangan energi listrik terbarukan melalui energi air, energi matahari, dan energi biomassa, yang diperkirakan dapat mulai dibangun pada medio 2014—2015.

Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengku proyek tersebut belum akan mulai dibangun pada tahun ini, tetapi dia optimistis proses feasibility study dapat mulai dilakukan pada akhir tahun ini setelah pendataan potensi selesai. “Ini rencana jangka panjang karena juga membutuhkan investasi yang cukup besar. Rencananya kami akan usahakan agar energi ini akan dipakai untuk Perhutani sendiri supaya kita tidak perlu lagi bergantung pada PLN [PT Pembangkit Listrik Negara] dan minyak bumi,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (3/4). Selanjutnya, apabila energi yang dihasilkan dapat melebihi kapasitas kebutuhan seluruh lini bisnis Perhutani, maka kelebihan energi rencananya akan disalurkan bagi kebutuhan masyarakat sekitar, atau pun dijual kepada PLN.

Bambang menilai hal ini menjadi krusial mengingat tingginya kebutuhan energi di Indonesia yang belum dapat dipenuhi oleh PLN. Belum lagi persoalan energi tidak terbaharukan seperti minyak bumi dan batu bara yang dapat habis, belum termasuk persoalan emisi gas buang yang disisakan.

Dia melanjutkan, pengelola energi terbarukan tersebut nantinya bukan Perhutani secara langsung karena Perum ingin fokus pada pengembangan bisnis utama berupa produk hutan baik kayu maupun nonkayu. Nantinya pengelolaan energi tersebut akan dilakukan oleh pihak ketiga.

Meski belum jelas siapa yang akan mengelola, karena Perhutani belum melakukan penandata nganan nota kesepahaman, tetapi Bambang mengaku lebih memilih untuk bekerja sama dengan badan usaha milik negara (BUMN).

Adapun salah satu perusahaan yang dilirik Perhutani adalah PT Indah Karya. Bambang merinci, Indah karya dapat menjadi rekanan dalam pembangunan energi terbarukan tenaga air berupa microhydro. Dia memperkirakan untuk pembangunan microhydro yang menghasilkan 1 megawatt, akan dibutuhkan investasi sekitar Rp20 miliar—Rp 30 miliar.

Sejauh ini, sebelum dilakukan inventarisasi potensi energi terbaharukan dengan seksama, potensi utama Perhutani untuk membangun energi microhydro adalah keberadaan 122 air terjun dan 1.167 mata air alami di wilayahnya yang berada di Pulau Jawa saja.

Hasil inventarisasi tersebut nantinya tidak hanya digunakan untuk penggalian potensi bagi energi terbarukan, tetapi juga kemungkinan pengembangan kawasan wisata. Dia berharap kawasan wisata yang akan dibangun nantinya juga yang pertama-tama menggunakan energi terbarukan dalam operasional nya. (Rika Novayanti)

Penulis : Rika Novayanti
Bisnis Indonesia : 04 April 2013 hal. 26