LONGSOR besar di Taman Wisata Cikole. Kec. Lembang, Kab. Bandung Sarat, meruntuhkan sejumlah kios di sekitarnya. Seorang lelaki tua terimpit bangunan kios serta anak kecil merintih kesakitan. Sejumlah petugas siaga bencana, dengan sigap membantu mengeluarkan korban dari impitan bangunan. Akibat tertimbun longsor, tulang paha lelaki tua itu patah dan anak kecil tadi menderita luka berat di bagian kepala, kaki, dan tangan. Ketika akan dievakuasi, mobil petugas mengalami kendala karena jalan menuju posko tertutup longsor. Tidak kehilangan akal, petugas kemudian membentangkan tali dari tebing ke lembah dan membawa korban menuju posko bencana dengan bergelantung tali. Tiba di posko, korban langsung dibawa ambulans ke rumah sakit terdekat Demikian simulasi penyelamatan korban bencana longsor yang diperagakan Tim Siaga Tanggap Penanggulangan Bencana Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten di Wana Wisata Cikole, Rabu (1/9). Sekitar enam ribu orang yang tergabung dalam tim ini, siap membantu korban longsor di seluruh pelosok Jabar dan Banten. Kepala Perhutani unit III Jabar Banten, Bambang Setiabudi mengatakan, saat ini sejumlah daerah di Jabar dan Banten memang rawan longsor. Hal ini, menurut dia, diperoleh berdasarkan hasil kajian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Maka, kami menyiapkan tim khusus untuk menangani korban bencana,” katanya. Dia menambahkan, tim tersebut bertugas membantu masyarakat di daerah rawan longsor. Tim yang dibentuk 11 November lalu tersebut, merupakan gabungan dari empat belas kesatuan pemangku hutan (KPH) Pertiutani Unit III Jabar dan Banten. Tim ini memiliki unit reaksi cepat sebanyak 25 orang yang siap diperbantukan di seluruh Jabar dan Banten. Seluruh anggota tim telah mengikuti pelatihan sekitar satu bulan tentang penanganan bencana. Selain dibekali keterampilan P3K, mereka juga dilatih beladin. olah pernapasan, dan tenaga dalam. Bambang menuturkan, penanganan bencana oleh tim ini bersifat rekatif, mulai dari pengmpulan infrma-si, pemetaan wilayah bencana, hingga penanganan korban di lapangan. Untuk operasional, kami juga bekerja sama dengan pemerintah setempat, ujarnya. Dia mengatakan, Perhutani juga menyiapkan alat evakuasi serta sejumlah posko bencana dari aset Perhutani. (A-192)***
Nama Media : PIKIRAN RAKYAT
Tanggal : Kamis, 2 Desember 2010/ hal 21