JAKARTA, PERHUTANI (03/12/2024) | Perum Perhutani menjadi narasumber acara Workshop Indonesian Bioeconomy Initiative yang diselenggarakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia, bertempat di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta pada Senin (02/12).
Acara dihadiri oleh Direktur Operasi Perum Perhutani Natalas Anis Harjanto, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN/Bappenas Vivi Yulaswati, Plt. Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas Medrilzam, UK Minister Counsellor Development for Indonesia, ASEAN and Timor-Leste Amanda McLoughlin, Ketua Dewan Pengurus Koalisi Ekonomi Membumi Gita Syahrani, Vice President of Research & Development at Paragon Technology & Innovation Sari Chairunnisa, perwakilan narasumber lembaga keuangan dan akademisi, serta tamu undangan lainnya.
Dalam kesempatannya Natalas Anis Harjanto menuturkan bahwa keputusan Perhutani untuk melakukan diversifikasi bisnis ke arah multi usaha kehutanan dan menjadi pilot bioekonomi didorong oleh beberapa faktor penting, yaitu arah kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka ketahanan dan kedaulatan pangan serta dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk hasil hutan bukan kayu, menjaga kelestarian hutan (Sustainable Forest Management), meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjadi perusahaan yang lebih tangguh.
Natalas Anis Harjanto juga menyampaikan tantangan yang dihadapi Perhutani dalam upayanya untuk mengimplementasikan bisnis multi usaha kehutanan dan bioekonomi.
“Untuk dapat sepenuhnya mengimplementasikan bisnis multi usaha kehutanan dan melakukan scale up di lahan Perhutani, diperlukan beberapa hal penting seperti dukungan kebijakan yang kuat, kemudian penguatan kapasitas internal, pengembangan bisnis yang berkelanjutan, keterlibatan masyarakat, aspek lingkungan, keuangan serta evaluasi dan monitoring,” tutupnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Vivi Yulaswati menyampaikan bahwa konsep bioekonomi memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang berkelanjutan. Sejalan dengan komitmen global, bioekonomi menjadi salah satu isu yang diangkat dalam forum G20 di Brasil 2024 melalui G20 Initiative Bioeconomy (GIB). Selain itu, bioekonomi menjadi amanat dalam mendukung pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJPN 2025-2045.
Bioekonomi dalam perkembangannya, lanjut Vivi semakin ramai diperbincangkan dan dibahas lebih lanjut sebagai salah satu upaya menuju pembangunan berkelanjutan dan transisi ekonomi rendah karbon. Sebagai negara dengan megabiodiversitas, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin dalam bioekonomi.
Vivi menambahkan bahwa bioekonomi sebagai sistem ekonomi menggunakan sumberdaya hayati secara berkelanjutan untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat menggantikan bahan baku berbasis fosil. Berbagai negara yang telah mengadopsi model sangat penting untuk memastikan bahwa pemanfaatan dilakukan secara bertanggung jawab untuk lingkungan dan sosial, terutama pelibatan masyarakat lokal dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah.
“Acara Indonesia Bioeconomy Initiative Workshop ini merupakan langkah awal untuk menyusun kerangka bioekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai Indonesia. Konsep bioekonomi dirumuskan dengan mempertimbangkan kekayaan lokal yang terintegrasi dari hulu hingga ke hilir dan dikelola secara bijak,’” tuturnya.
Sementara itu Amanda McLoughlin menyampaikan bahwa Pemerintah Inggris berkomitmen kuat untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam agenda iklim juga tercermin dalam Kemitraan Strategis yang baru dan lebih mendalam sesuai kesepakatan Perdana Menteri Keir Starmer dan Presiden Prabowo Subianto pada November 2024 di London.
“Pemerintah Inggris bangga mendukung Indonesia dalam mengembangkan potensi bioekonominya melalui kolaborasi dengan Bappenas dan Kadin Regenerative Forestry Business Hub (RFBH). Ini adalah langkah penting untuk melindungi keanekaragaman hayati, mengatasi perubahan iklim, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam acara tersebut juga dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk proyek percontohan bioekonomi di sektor kehutanan melalui praktik multi usaha kehutanan serta pemberian plakat penghargaan kepada perusahaan-perusahaan yang turut berkontribusi dalam acaranya tersebut. (Kom-PHT/Kanpus/Asn)
Editor : KDY
Copyright©2024