DETIK.COM (25/6/2020) | Perhutani KPH Bandung Selatan melakukan penataan kawasan hutan di kaki Gunung Wayang Pangalengan yang sempat beralih fungsi menjadi perkebunan sayur. Menjadi destinasi wisata edukatif yang berbasis lingkungan.
ADM Perhutani KPH Bandung Selatan Tedi Sumarto mengatakan sudah sejak lama kondisi hutan di bawah kaki Gunung Wayang dijadikan sebagai perkebunan sayur. Sudah sejak lama pula upaya untuk menyadarkan masyarakat agar bisa lebih selaras dengan lingkungan.

“Sudah sejak lama banyak petani sayur di sana. Nah, kemudian karena masyarakat di sana sekarang itu sudah mulai berubah gitu ya, ada keinginan dengan Perhutani KPH Bandung Selatan, mereka sudah punya konsep pemberdayaan melalui pembukaan wisata baru di sana,” kata Tedi di Kantor Perhutani KPH Bandung Selatan di Jalan Cirebon, Kota Bandung, Rabu (24/6/2020).

“Utamanya yang ditonjolkan apa aja? Yang jelas, konsep yang pertama kita tidak lepas dari reforestasi (penanaman kembali) atau penyelesaian lahan kritis,” Tedi menambahkan.

Tedi bilang setelah melakukan sosialisasi masyarakat sadar dan yang tadinya menanam sayuran dialihkan menjadi menanam tanaman keras endemik Jawa Barat.

“Alhamdulillah mereka sekarang sudah mulai sadar dan kita alihkan untuk menanam kembali hutan yang dulu ditanami sayur dengan tanaman keras endemik, ya dikembalikan fungsi hutannya,” kata dia.

Tak hanya tanaman keras, warga yang sebelumnya bertani sayur beralih komoditi dengan menanam tanaman jangka pendek seperti kacang macademia yang bibitnya disumbang oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Citarum-Ciliwung dan buah-buahan seperti alpukat, jeruk lon, nangka dan lainnya.

“Selain reforestasi mereka juga dapat penghasilan dari pohon buah-buahan tersebut,” ujarnya.

Tak hanya tempat wisata yang menyuguhkan keindahan alam, pihaknya ingin tempat wisata yang dibuat itu berbasis lingkungan karena diketahui obyek wisata itu ada di kawasan hutan.

“Kita kembangkan wisata, cuma wisatanya wisata dengan konsep ekologi ya dari mulai wisata edukasi. Jadi nanti di sana itu kita akan kembangkan, pengunjung ini kita bawa atau kita beri edukasi bahwa pentingnya menanam. Jadi kita arahkan nanti dari mulai kebun bibit, seperti apa sih persemaian tanaman hutan itu,” dia menjelaskan.

Mereka juga akan mengarah para pengunjung untuk melakukan penanaman pohon, yang bertujuan sebagai tabungan air di masa depan.

“Kita ajak wisatawan menanam pohon, nanti mereka akan adopsi pohon dan jangka panjangnya kita ingin mendirikan bersama masyarakat di sana mendirikan sekolah rimba atau sekolah alam gitu konsepnya, jadi nanti selain fungsi ekologi dapat, jelas sosial ekonominya juga dapat,” kata dia.

Lalu keindahan alam apa yang ada di kaki Gunung Wayang Pangalengan?

“Ada Kawah Wayang kemudian juga sumber air panas, sudah jelas itu akan jadi ikon tersendiri dan jadi wahana andalan di sana,” ujarnya.

Meski sudah bisa dikunjungi, karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19, tempat wisata tersebut belum dibuka untuk umum.

“Ya Insya Allah mungkin dalam jangka waktu dekat segera kita launching. Meskipun belum dibuka secara resmi, masyarakat yang dari luar Bandung sudah mulai berdatangan karena saking penasarannya, ada apa sih di Kawah Wayang itu. Cuma karena kita juga dalam kondisi masih pandemi, kita masih belum bisa buka untuk umum,” tuturnya.

Tedi menambahkan, selain warga yang sebelumnya menanam sayur, keuntungan ekonomi juga bakal dirasakan warga di kawasan obejk wisata Gunung Wayang.

“Sudah pasti, kalau kita bicara wisata itu efeknya berlipat dengan radius 10 kilometer saja mereka bakal merasakan keuntungan dari kehadiran objek wisata ini,” kata dia.

Sumber : detik.com

Tanggal : 25 Juni 2020