NGANJUK, PERHUTANI (20/12/2019) | Sebanyak 8 orang perwakilan dari PT UDIT, PT Karya Lestari, PT Gunung Gajah Abadi dan Universitas Mulawarman (UNMUL) Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), mulai tanggal 18-19 Desember 2019 belajar porang di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Arto Moro yang merupakan binaan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Nganjuk.

Delapan personil tersebut yaitu Guru Besar Fakultas Kehutanan (Fahutan) UNMUL, Marjenah, Dosen Fahutan UNMUL, Arianto,Direktur Utama PT UDIT Kasransyah, Direktur Diversifikasi Usaha PT Karya Lestari, Prianto Soedjatmiko, Direktur Produksi PT Karya Lestari, Arbain Juidi, Kepala Bagian (Kabag) Pembinaan Hutan (Binhut) dan Diversifikasi PT Karya Lestari Siti Mardiana, Kepala Bidang (Kabid) Binhut PT UDIT, Hendya Santika,  dan Kabid Binhut PT Gunung Gajah Abadi, Hartilapno.

Rombongan yang berkunjung tersebut diterima langsung oleh Wakil Administratur Perhutani KPH Nganjuk, Pudjo Riyanto. Dalam sambutannya ia mengucapkan selamat  datang di KPH Nganjuk dan akan membantu memberikan informasi mengenai tanaman porang.

Dalam kesempatan itu Pudjo yang mewakili Administratur Ngajuk menyampaikan bahwa tanaman porang yang ada di Nganjuk mempunyai karakteristik dalam pertumbuhannya. “Bisa jadi ditempat yang lain belum tentu sama pertumbuhannya seperti di KPH Nganjuk,” terangnya.

Selanjutnya rombongan diajak menuju areal tanaman porang  di petak 238 c Resort Pangkuan Hutan (RPH) Bendosewu Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Tritik. Dilokasi tersebut rombongan berkesempatan mengamati tanaman porang, tanaman iles-eles putih dan tanaman walur. Dijelaskan pendamping dari petugas KPH Nganjuk, Sri Lastuti dan Jenjam Sutiyono tentang perbedaan dari masing-masing famili Amarphopallus tersebut.

Selanjutnya rombongan mengecek mengenai jenis tanah, kelembaban tanah, ketinggian tempat, PH tanah, intensitas cahaya dan jenis tegakannya dengan tujuan untuk membandingkan dengan kondisi yang ada di hutan Kalimantan Timur. Apabila kondisi yang ada di Hutan KPH Nganjuk dengan di calon lokasi tanaman porang di Hutan Kalimantan Timur ada kesesuaian, maka tingkat keberhasilan tanaman porang bisa mendekati yang ada di Nganjuk.

Penggalian informasi dilanjutkan di rumah Ketua LMDH Arto Moro, Rianto yang dalam kesempatan tersebut mempresentasikan teknis budidaya porang secara singkat, serta mengenai adanya tanaman porang di wilayah Desanya.

Menurut dia, tanaman porang awalnya memang tumbuh liar di hutan, namun masyarakat berfikir kalau terus diambil tanaman tersebut akan punah. “Oleh karena itu masyarakat mulai membudidayakannya di lahan-lahan di bawah tegakan baik hutan produksi dan hutan lindung,” jelasnya.

“Dengan semakin berkembangnya ilmu budidaya pertanian, tanaman porang masyarakat juga dilakukan pemupukan, pemeliharaan tanaman, sehingga produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan waktu dahulu mengambil di hutan,” katanya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab seputar pengembangan tanaman porang agar produksinya bisa meningkat dan cara pemeliharaan tanaman yang baik. Setelah memperoleh ilmu tentang teknis budidaya tanaman porang yang baik dan benar, acara diteruskan dengan mengunjungi salah satu petani yang berprofesi mengolah umbi porang menjadi chip.

Trianto merupakan salah satu wirausahawan pengolah umbi porang menyampaikan jika pada musim panen raya porang bisa memproses tidak kurang 100-200 ton umbi porang menjadi chip/kripik. Umbi porang yang diolah tidak saja berasal dari Nganjuk, tetapi juga berasal dari luar Nganjuk dan luar Jawa. Dalam kesempatan itu Trianto juga menjelaskan secara singkat proses pengolahan umbi porang hingga menjadi chip.

Hasil chip tersebut kata Trianto dikirim ke pabrik-pabrik pengolahan tepung porang yang ada di Surabaya, Jombang ataupun di Pasuruan. Diterangkan juga prosentase pengolahan chip porang dari umbi basah ke kering pada bulan kering bisa 20-22 persen. “Jika pengolahan pada bulan masih basah rendemennya 15-17 persen saja,” terangnya.

Setelah dirasa cukup tentang informasi-informasi tentang porang Tim Porang dari Kalimantan Timur tersebut mengakiri kunjungan lapangannnya dan akan mulai bekerja di daerahnya untuk mengembangkan porangnya. (Kom-PHT/Ngj/Srl)

Editor : Ywn

Copyright©2019