SEMARANG, PERHUTANI (5/12) ] Perum Perhutani bagikan 1500 bibit durian, manggis, rambutan dan aren untuk warga desa Tribuana, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, demikian disampaikan Kepala Perhutani Divisi Jawa Tengah SR Slamet Wibowo saat mengikuti acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tingkat Provibsi Jawa Tengah dengan berbagai pihak di desa tersebut, Rabu (2/12).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, luas lahan kritis di Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin bertambah. Saat ini, bahkan tercatat 492 ribu lahan masuk kategori kritis. Dengan kondisi lahan kritis seperti itu, layak jika Jawa Tengah menjadi supermarket bencana. Memasuki musim hujan ini. Potensi bencana tanah longsor dan banjir di Jawa Tengah sangat besar. Untuk mengurangi potensi bencana, perlu ada gerakan penghijauan. Khususnya di lereng-lereng yang gundul seperti di Dataran Tinggi Dieng.
Ganjar Pranowo mengajak para kepala daerah dan masyarakat untuk beramai-ramai sukseskan gerakan menanam dan merawat pohon, minimal tiga tahun pohon-pohon itu bisa menjadi hutan baru.
“Beberapa pohon kalau bisa yang jenisnya jangan gampang ditebang. Kalau menanam di pekarangan sendiri silahkan. Tapi kalau untuk konservasi saya minta yang tidak ditebang. Gerakan menanam ini tidak bisa mengandalkan usaha pemerintah saja, harus juga ada kontribusi komunitas, swasta dan perguruan tinggi. Bahkan Kantor Urusan Agama juga perlu mengajak calon pengantin harus tanam pohon. Diharapkan peran masyarakat akan tercermin di dalamnya,”tutur Ganjar.
Menurut Bupati Banjarnegara Sutejo Slamet Utomo, pihaknya mencanangkan Banjarnegara sebagai kabupaten konservasi sebagai upaya mengurangi bencana. Wilayah di Banjarnegara 70 persen merupakan daerah rawan bencana.
Kegiatan penghijauan dilakukan di jalan desa sepanjang 2,5 km. (Kom-PHT/Divre Jateng/Arif Wahyudi)
Editor: DKR
copyright©2015