TRIBUNNEWS.COM (15/8/2017) | Untuk menjaga kelestarian hutan di wilayah hutan yang berada di Kabupaten Bandung, Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan kerjasama dengan Perhutani Jawa Barat dan Banten dalam penataan lahan kritis.

Melalui kerjasama tersebut, Bupati Bandung Dadang M Naser ingin agar dilakukan pemanfaatan hutan yang arif oleh masyarakat.

Sehingga wilayah hutan tak terus menerus dieksploitasi tapi juga dijaga kelestariannya melalui penanaman pohon SATAPOK (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan).

Kemudian, bupati juga ingin merubah cara penanaman pohon konvensional yang dilakukan petani menjadi lebih modern dan ramah lingkungan.

Menurutnya proses tersebut membutuhkan waktu yang panjang, namun ia optimistis bisa dilakukan.

“Saya ingin rakyat Kabupaten Bandng sadar dan turun gunung, pertanian kentang tetap bagus tapi tidak merusak hutan. Saya juga menawarkan sistem coco pit hasil kerjasama dengan Korea, teknologi ini sedang dicoba di Pangalengan,” ujar Dadang di Rumah Dinas Bupati, Selasa (15/8/2017).

Dikatakan Dadang, dalam waktu dekat Pemkab dan Perhutani akan melakukan penataan wilayah hulu daerah aliran sungai Citarum, sebelum merambah ke puluhan ribu hektar hutan di Kabupaten Bandung. Langkah tersebut sebelumnya telah dilakukan oleh belasan LSM dan NGO yang bergerak di bidang lingkungan.

“Kita akan mengkavling wilayah ini, ada untuk universitas, Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung, karena mereka juga menghirup udara dan mendapatkan air dari wilayah hulu ini,” ucapnya.

Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Barat dan Banten, Andi Purwadi mengatakan keberadaan hutan di Kabupaten Bandung lebih berfungsi sebagai catchment area (area penangkap) air di wilayah hulu. Dengan dua DAS-nya yakni, Citarum dan Ciwidey.

Setelah hutan dipelihara, ujar Andi, fungsi hidrologi yang berkurang akibat perambahan hutan, bisa kembali meningkat.

“Supaya hutan di sini tetap terjaga dan lestari, saya melihat di sini banyak sayur, kita akan stimultan melakukan pengawasan terkait komoditas apa yang ditaman dan teknik apa yang harus digunakan,” kata Andi.

Sinergisitas dalam mengawasi hutan, disebut Andi merupakan salah satu poin utama. Bahkan menurutnya agar lebih efektif perlu dimonitoring melalui forum pimpinan daerah agar lebih intens.

“Kurang lebih ada 30 ribu hektar hutan di Kabupaten Bandung,” katanya.

Sumber : tribunnews.com

Tanggal : 15 Agustus 2017