Perum Perhutani mendukung pengelolaan sumber daya air di dalam kawasan hutan milik perusahaan untuk air minum, sanitasi, pertanian dan lainnya yang dibutuhkan masyarakat.

Sistem pengelolaan hutan lestari oleh Perhutani diarahkan untuk mencapai tripple bottom line,yaitu peopleplanet- profit. ”Pengelolaan hutan yang baik harus berdampak terhadap kesejahteraan manusia, mendukung kelestarian alam dan menguntungkan bagi perusahaan,” ungkap Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto dalam keterangan tertulisnya, kemarin. Bambang menambahkan, konservasi alam merupakan kewajiban semua pihak bukan hanya tanggung jawab Perhutani.
Karena itu,Perhutani kemarin menandatangani nota kesepahaman kerjasama untuk mendukung pengembangan konservasi sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim dengan Program Air,Sanitasi dan Kebersihan Perkotaan Indonesia atau Indonesia Urban Water, Sanitation, and Hygiene (IUWASH) yang diwakili Chief of Party IUWASH Louis O’Brien,disaksikan oleh USAID Mission Director Indonesia Andrew Sisson.Sinergi dengan IUWASH dilakukan untuk membantu konservasi alam melalui pembuatan rorakan-rorakan (parit-parit) di dalam hutan Perhutani. Hal ini bertujuan menambah input air yang dapat disimpan di dalam tanah hutan.Resapan ini akan memperbaiki neraca sumber daya air yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pengguna air di wilayah hilir.
IUWASH sebagai bagian USAID mendukung ketersediaan air baku bagi masyarakat sehingga akses masyarakat terhadap air bersih.Kegiatannya diwujudkan meliputi survei dan kajian terhadap suatu wilayah tangkapan mata air,pembuatan rorakan, pembangunan sumur resapan,penanaman pohon,seminar, promosi, dan diseminasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk websiteatau leafletserta media komunikasi lainnya.
IUWASH adalah proyek lima tahun yang pembiayaannya didanai oleh Badan Pembangunan International Amerika Serikat (United States Agency For International Development/ USAID) dalam pengembangan program konservasi sumber daya air dan adaptasi perubahan iklim. Dalam program pengelolaan sumber daya air, Perhutani mengelola 772 mata air dengan debit tinggi dan 327 air terjun multifungsi di dalam hutan.
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan, untuk mencapai target ketersediaan air minum yang terlindungi sesuai target Millennium Development Goals (MDG’s) 2015, dibutuhkan dana Rp65 triliun. Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan, dari kebutuhan dana sebesar Rp65 triliun tersebut,pemerintah hanya menyiapkan anggaran sebesar Rp38 triliun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 2015. Karena itu, sisanya diharapkan bisa dipenuhi para pemangku kepentingan lain di bidang ini. Heru Febrianto

Seputar Indonesia hal.23::: Jumat, 17 Februari 2013