Produksi kayu Perhutani diperkirakan terus menyusut hingga 30 persen pada 2016. Penurunan ini adalah bagian dari program Perum Perhutani untuk mendiversifikasi produk kehutanan. “Sekarang sudah 60 persen, dulu malah 90 persen,” ujar Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto saat berbincang dengan wartawan kemarin.

Bambang berharap, pada 2014, porsi produksi kayu Perhutani menyusut lagi hingga 50 persen. Produksi non kayu saat ini terus berkembang. Misalnya yang sedang naik daun adalah gondorukem.

Nilai ekspor produk gondorukem ini mencapai Rp 870 miliar hingga November 2011 dengan volume 80 ribu ton. Bandingkan dengan total ekspor produksi kayu yang hanya Rp 219 miliar, dengan volume 1 juta meter kubik per tahun.

Nama Media : KORAN TEMPO
Tanggal           : Kamis, 8 DESEMBER 2011, Hal. 8
Penulis            : FEBRIANA FlRDAUS
TONE               : NETRAL