BERITAMETRO.CO.ID, SURABAYA (30/5/2016) | Produksi kopi Jatim jenis Arabika tahun ini diprediksi meningkat. Jika tahun lalu hanya di kisaran 8.000 ton, tahun ini diperkirakan bisa meningkat menjadi 10 ribu ton. Peningkatan diperoleh dari hasil penambahan luas arela tanam setiap tahunnya.
“Bibit kopi yang ditanam baru bisa panen tiga tahun setelahnya. Hasil penanaman tiga tahun lalu, tahun ini mulai panen. Ini bisa mendongkrak produksi kopi Arabika kita hingga mencapai 10 ribu ton,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien.
Ia menjelaskan, perluasan areal tanam itu dilakukan di wilayah dataran tinggi, seperti di sekitar Gunung WIlis antara Kediri dan Tulungagung. Sebelumnya, pengembangan telah dilakukan di enam daerah yang memiliki dataran tinggi di atas 800 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
Samsul menganggap, kopi Arabika masih cukup potensial dikembangkan karena harganya yang cukup mahal atau  lebih tinggi dari jenis Robusta.
“Karena potensial, maka kami terus berupaya terus mengembangkan produksinya agar dapat meningkat. Dalam beberapa tahun terakhir ini kami sudah mulai mengembangkan kopi Arabika dengan menanam sebanyak dua juta bibit baru,” jelasnya.
Pengembangan kopi arabika itu, juga mendapat rekomendasi dari Gubernur Jatim, Soekarwo untuk ditingkatkan lebih besar lagi, karena permintaan pasar yang masih cukup tinggi.
Upaya dengan memperluas areal tanam itu juga mendapatkan dukungan dari Asosiasi Petani dan dilakukan dengan menggandeng Perhutani.
“Produksi kopi Arabika di Jatim masih sangat terbatas. Sementara pasar untuk distribusinya masih terbuka lebar dan bisa diekspor ke luar negeri. Namun, pengembangan kopi Arabika yang cukup sulit, karena harus memenuhi persyaratan teknis yakni di atas lahan dengan ketinggian diatas 800 mdpl,” ujarnya.
Daerah yang telah menjadi sasaran perluasan lahan kopi Arabika Jatim, yakni Situbondo, Bondowoso, dan Jember masing-masing 500 hektar. Selain itu, ada pula perluasan di wilayah Kab Malang 300 hektar, serta Lumajang dan Kab Probolinggo masing-masing 100 hektar.
Ia menambahkan, permintaan kopi Arabika yang harganya tergolong lebih mahal dari pada kopi Robusta ini masih cukup tinggi, sehingga potensi pengembangannya kini tetap akan diupayakan.
Jika dipersentasekan dari total produksi kopi Jatim, Kopi Robusta mampu mencapai 93 persen dan sisanya 7 persen jenis Arabika. (zal/rdl)
Tanggal  : 30 Mei 2016
Sumber  : beritametro.co.id