ANTARANEWS.COM (17/10/2017) | Perseroan Terbatas Tambi Wonosobo, Jawa Tengah, berupaya menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani dan lembaga masyarakat desa hutan untuk meningkatkan fungsi kawasan.
Direktur PT Tambi Agus Wibowo di Wonosobo, Selasa, mengatakan selain meningkatkan luasan lahan tanam dan kuantitas produksi teh, kerja sama ini untuk menumbuhkan rasa introspeksi dan kepedulian masyarakat terhadap upaya perbaikan lingkungan hidup.
Kerja sama ini untuk mendorong semangat bersama, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah untuk secara aktif menyadari problematika lingkungan dan meningkatkan pendapatan petani di sekitar hutan, melalui budidaya teh.
Ia menyampaikan hal tersebut di depan Bupati Wonosobo dan Administratur KPH Kedu Utara serta jajaran direksi PT Tambi dalam acara Tea Morning di Agrowisata Tambi Kejajar.
Menurut agus pihaknya telah menyiapkan 102 hektare di enam lokasi milik Perum Perhutani yang diproyeksi dapat ditanami teh.
“Enam lokasi yang kami proyeksi memungkinkan ditanami teh, yakni di Pulosaren Kepil, Argo Mulyo Tambi Kejajar, Sojopuro Mojotengah, Damarkasiyan Kertek, Tlogojati Wonosobo, dan Giri Tirto Sembungan, Kejajar.
Ia menuturkan skema kerja sama yang diinisiasi tersebut, PT Tambi menggandeng LMDH di masing-masing lokasi untuk membudidayakan tanaman teh di lahan milik Perhutani. Ia menyampaikan memilih tanaman teh karena merupakan jenis tanaman keras yang memiliki usia hidup panjang dan tepat untuk tujuan konservasi kawasan lindung. Selain itu, secara teknis perawatan teh juga lebih mudah dan murah serta memiliki siklus panen lebih cepat, yaitu 1,5 sampai dua bulan setelah usia produksi tercapai.
“Mungkin banyak yang belum tahu, saat ini PT Tambi sudah membeli pucuk teh rakyat dari luar Wonosobo rata-rata tiga ton per hari.
Ia mengatakan dengan terjalinnya kerja sama PT Tambi, Perum Perhutani dan LMDH, nantinya kebutuhan pucuk teh akan dapat terpenuhi dan secara otomatis akan mengangkat perekonomian petani.
Skema kerja sama yang bakal dijalin, katanya melibatkan tiga pihak, yaitu Perum Perhutani sebagai penyedia lahan yang memungkinkan untuk ditanami teh oleh masyarakat, kemudian LMDH sebagai wadah petani penggarap sekaligus pemilik usaha kegiatan budidaya teh, dan PT Tambi berperan sebagai pembina teknis budidaya sekaligus pembeli hasil panen pucuk teh milik petani penggarap.
“PT Tambi juga akan memberikan pelatihan budidaya teh kepada para petani penggarap, serta memberikan bantuan bibit gratis sebanyak 30.000 batang kepada petani penggarap untuk program demplot percontohan di enam titik lokasi seluas enam hektare,” katanya.
Administratur KPH Kedu Utara, Erwin mengaku pihaknya sangat apresiatif.
“Kami tentu akan berkoordinasi dengan Perhutani Divre Jawa Tengah untuk kepastiannya, namun demikian kami berusaha berpikir positif ajakan kerja sama ini akan mendapat sambutan yang baik, karena tujuannya sangat bagus,” katanya.
Pilihan tanaman teh untuk konservasi menurut dia juga tepat, karena secara kerapatan masih sangat memungkinkan untuk sejumlah lahan perhutani. Pihaknya akan secepatnya menindaklanjuti ajakan kerja sama tersebut, salah satunya dengan bersama pihak Tambi menghadap ke Kepala Divre Jawa Tengah.
“Semoga segera ada tindak lanjut berupa perjanjian kerja sama yang kemudian bisa menjadi payung hukum untuk semua pihak yang terlibat,” katanya.
Bupati Wonosobo, Eko Purnomo mengatakan Wonosobo merupakan kawasan pegunungan dan hutan lindung dan selayaknya dijaga perannya sebagai kawasan penyangga, salah satunya dengan banyak menanam tanaman keras di kawasan-kawasan lindung.
Ia menuturkan Pemkab Wonosobo akan mendukung penuh upaya untuk meningkatkan fungsi kawasan lindung, termasuk untuk ditanami tanaman teh dengan skema kerjasama sinergis, PT Tambi, Perhutani dan LMDH.
Sumber : antaranews.com
Tanggal : 17 Oktober 2017