BANTEN POS, BAYAH (20/9/2016) | Pantai Pulo Manuk yang terletak di antara dua Desa Darmasari dan Sawarna. sekitar 10 kilometer dari pusat pemeritahana Kecamatan Bayah. Di pantai yang memiliki luas sekitar lima hektare ini kita bisa menikmati dan bermain pasir pantai dengan puas tanpa di batasi. Pantai di ujung Banten selatan ini juga tidak akan menolak kedatangan pengunjung yang berkantong pas-pasan. Betapa tidak, tiket masuk ke pantai yang di kelola oleh Perum Perhutani Banten itu terbilang sangat murah. Para pengunjung hanya perlu membayar RpS.OOO untuk sepuasnya bermain di hamparan pasir putih nan bersih itu.

“Pantai Pulo Manuk ini cukup rindang dan sejuk karena banyak ter-naungi pohon hutan yang besar-besar dan tinggi, pengunjung bisa memilih tempat bersantai di setiap tempat yang ada atau jalan-jalan berkeliling di area ini. Kalau di luar hari libur masuk ke pantai ini gratis,” ujar Didin, salah seorang pedagang musiman di pantai itu.

Begitupun manakala pelancong usai bermain-main di pantai atau bagi pe-ngunjung yang tak bisa berenang, di sana bisa bermain dengan segerombo-lan monyet liar yang banyak di temui di pantai yang memiliki luas sekitar lima hektare itu. Monyet liar jenis ekor panjang itu, biasanya akan turun dari atas pohon besar untuk memungut makanan yang dilempar para pengunjung. Bahkan, monyet yang memiliki nama latin macaca fascicularis nekat mencuri makanan para pengunjung yang tidak memberikan makanan.

Sesungguhnya keberadaan monyet liar ini tidak hanya berkeliaran di sekitar pantai dan varung-varung milik warga, tetapi keberadaan mereka bermain hingga sepanjang ruas jalan menuju pintu masuk ke kawasan pantai. Uniknya, saat para pengunjung turun dari kendaraan untuk melihat, puluhan monyet ini seolah sedang menyambut kedatangan tamu dengan berdiri berjejer disepanjang jalan.

Kepala Resor Pemangku Hutan (KRPH) Bayah Selatan Nunung saat ini jumlah monyet yang berada di kawasan hutan lindung Perhutani Bayah diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 300 ekor, binatang primataitu kebanyakan berjenis macaca fascicularis, katanya.

“Jenis monyet di sini rata-rata jenis ekor panjang atau macaca fascicularis, “, ujar Nunung.

Kata dia, selain monyet ekor panjang, di pantai Pulo Manuk terdapat pula sejenis lutung atau monyet ekor panjang berwarna hitam. Bukan hanya itu, di dalam hutan belantara itu juga terdapat berbagai aneka satwa seperti monyet jenis kukang dan aneka burung dan kalong. Namun, belakangan ini keberadaan mereka mulai terusik oleh para pemburu liar yang memburu monyet-monyet itu untuk dijual.

Pantai ini masuk dalam kawasan hutan lindung wilayah kerja Perum Perhutani Bayah dengan luas sekitar lima hektare, ini memang memiliki banyak keistimewaan di banding pantai lain yang ada di Baksel.

Destinasi keindahan pantai Pulo Manuk yang memiliki ciri khas sebuah karang besar yang berdiri kokoh ditengah laut ini merupakan salah satu destinasi wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan, setelah Pantai Sawama. Nama Pulo Manuk memilikiarti Pulo Burung, karena memang terdapat karang besar yang berukuran sekira 5000 meter persegi di tengah laut

Pulau kecil terkecil milik kabupaten Lebak itu kerap disinggahi ribuan jenis burung dari berbagai daerah, sehingga tak ayal oleh warga setempat berjuluk Pulo Manuk. Tak jauh dari bibir pantai, terdapat muara sungai Cisawarna yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar yang cukup rindang. Walaupun sekarang kawasan di Bayah ini sudah diwarnai pola industri karena telah berdiri pabrik semen terbesar se Asia Tenggara itu, akan tetapi keindahan pantai ini tetap terlestarikan. Pun makin lengkap lagi saat melihat deretan perahu nelayan yang disandarkan di sempadan pantai itu.

“Nama pantai Pulo Manuk ini mungkin karena pantai ini berada di teras hutan lindung yang banyak di huni aneka jenis burung. Mungkin berdasar pada keberadaan itu nama Pulo Manuk berani pulau yang dihuni banyak burung sehingga menjadi nama pantai ini, “, ujar Wijaya Dharma Sutisna, Tokoh warga Bayah.(WDOHAS)

Tanggal : 20 September 2016
Sumber : Banten Pos, Hal-13