Pengangguran dan kemiskinan selalu menjadi persoalan bagi negara di manapun. Pemerintah mengklaim, awal tahun 2011, jumlah pengangguran terbuka menurun menjadi 8,1 juta orang atau 6,8%. Jumlah penduduk miskin juga berkurang, menjadi 30 juta orang atau 12,5%.
“Upaya ini harus terus kira tingkarkan agar tahun depan jumlah pengangguran terbuka dapat diturunkan lagi hingga menjadi 6,4-6,6%, dan jumlah penduduk miskin terus berkurang menjadi sekitar 10,5 – 11,5%,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika menyampaikan pidato kenegaraan terkair RUU tentang APBN 2012 beserta Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna DPR RI, Agustus lalu.
Berbagai program dilakukan oleh BUMN untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Salah satu program untuk mengurangi jumlah pengangguran adalah Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). “MP3EI merupakan tonggak penting bagi komunitas BUMN. Selama ini belum pernah ada perhatian dan kesempatan (menangani proyek besar) yang ditumpahkan kepada BUMN,” kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar.
Sejak diluncurkan akhir Mei lalu, BUMN sudah menggelontorkan Rp 53,937 triliun, dirarnbah US$ 1 miliar, dan JPY 35 miliar. Dana itu dipakai untuk pembangunan enam koridor ekonomi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Papua dan Maluku.
Rencananya pada semester kedua 2011 dan kuartal pertama 2012, BUMN akan melaksanakan groundbreaking MP3EI dengan dana mencapai Rp 126,765 triliun plus US$ 557 juta.
Khusus di klaster empat dalam MP3EI, ada tiga kelompok sasaran, yakni kelompok sasaran nelayan, kelompok miskin perkotaan, dan kelompok daerah tertinggal. Ada beberapa program yang menjadi fokus dalam kluster keempat tersebut, antara lain. program rumah murah, rumah sangat murah, air bersih, listrik yang terjangkau, serta program kendaraan angkutan pedesaan yang murah.
Program rumah murah, Bank BNI menyediakan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) unruk Program Rumah Murah Jambi. Dengan program ini, Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) mengajukan usulan kepada Departemen Keuangan untuk mencairkan dana FLPP dan dikucurkan oleh BNI. Skema ini membuat risiko terhadap perubahan suku bunga tidak ditanggung oleh pihak bank melainkan dijamin oleh ketersediaan dana FLPP ini.
Untuk mobil murah, pemerintah menggandeng PT Inka mengembangkan mobil khusus untuk alar angkut petani di pedesaan. Mobil angkutan murah untuk petani di pedesaan diperkirakan seharga Rp 55 juta. Desain mobil murah ini akan rampung tahun ini dan produksinya akan dimulai akhir tahun depan.
Adapun PLN bertugas mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 100 pulau pada tahun ini. Ditargetkan akhir tahun 2011 proyek ini selesai. Saat ini PLN sudah membuat PLTS di beberapa pulau, antara lain Banda, Bunaken, Derawan, Wakawbi dan Gili Tarawang. “Kalau program ini sukses akan dikembangkan menjadi 1.000 pulau,” kata Mustafa.
PLN juga mengembangkan lampu super ekstra hemat energi (SEHEN). Program ini menggantikan bola lampu dengan lampu LED dan bisa hemat listrik sampai 80%.
PKBL DAN KUR 
PKBL juga dilibatkan dalam pembangunan klaster empat ini, khususnya untuk pengembangan rumput laut nelayan dan pembangunan fasilitas sosial di perkampungan nelayan. Menurut Mustafa, ketersediaan dana PKBL hingga tahun 2010 berjumlah Rp 14.67 triliun, dengan alokasi PK sebesar Rp 12 triliun dan BL senilai Rp 2,67 triliun. Angka PK tersebut telah menjangkau 690.417 mitra binaan.
Angka ini bertambah di tahun 2011 sebanyak Rp 4.92 triliun menjadi Rp 19.59 triliun. Berdasarkan data Semester I 2011 yang dihimpun dari 50 BUMN realisasi  penyaluran dana PKBL telah mencapai Rp 0,68 triliun.
Selain dengan PKBL, BUMN juga memiliki mekanisme penyaluran kredit berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga semester satu 2011. penyaluran KUR telah mencapai Rp 14,4 triliun dan diserap oleh 989.157 debitur. Sebanyak 49% di antaranya dalam bentuk KUR Mikro dengan jumlah debitur mencapai 92% dari debitur KUR semester 1-2011.
Secara kumulatif sejak awal pelaksanaan KUR (tahun 2007), penyalurannya telah mencapai Rp 48.8 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 4,8 juta. Realisasi penyaluran KUR selama semester 1 tahun 2011 telah mencapai 72.3% dari target penyaluran KUR Nasional tahun 2011 sebesar Rp 20 triliun.
Sinergi BUMN & Petani  melalui Gerakan  Peningkatan Produksi  Pangan Berbasis  Korporasi (GP3K)
Peran BUMN lainnya yang tak kalah penting adalah Gerakan Peningkaran Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K). Program ini merupakan kemitraan antara BUMN dan petani untuk meningkatkan hasil panen bahan pangan. yakni padi, kedelai, dan  jagung. Caranya, BUMN memberi pendanaan, penyediaan lahan, benih, maupun pupuk kepada perani. Kemitraan ini dilakukan oleh BUMN pangan, yakni Perum Perhutani, PT Pusri Holding. PT Pertani, dan PT Sang  Hyang Seri Keempat BUMN ini membantu petani yang modalnya berasal dari dana PKBL 25 BUMN lainnya sebesar Rp 1.1 rriliun ditambah Rp 0,7 triliun dari Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dari perbankan. Nantinya, produk petani tersebut akan diserap oleh Perum Bulog. Program ini ditargetkan untuk menyediakan 570 ribu hektare lahan padi.
Nama Media : BUMN TRACK
Tanggal       : No. 50 Tahun V September 2011, Hal. 32-33
Penulis        :
TONE           : POSITIVE