Kawasan yang akan digunakan untuk Jateng Park adalah hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan fungsi wana wisata seluas 250 hektare dari keseluruhan 500 hektare. Wilayah ini secara administrasi kehutanan masuk dalam BKPH Penggaron, KPH Semarang, Perum Perhutani Unit I dan secara administrasi pemerintahan masuk Kabupaten Semarang.

Untuk memudahkan akses, akan dibuat jalan baru yang terhubung dengan jalan tol Semarang-Solo di kilometer 20. Akses jalan tol ini akan mempersingkat waktu tempuh, hanya 20-30 menit dari pusat Kota Semarang. Tak hanya wisatawan mancanegara yang ditargetkan berkunjung, Jateng Park juga membidik wisatawan lokal.

Dalam membangun taman safari ini, saya selalu menekankan agar investor tak merusak lingkungan maupun struktur yang ada. Pembangunan fasilitas pendukung harus menyesuaikan keadaan terakhir. Tak boleh ada satu pohon pun yang ditebang. Jangan pula memotong bukit. Ketinggian, ya, biarkan tetap ketinggian. Belokan juga tetap belokan. Modifikasi yang diperlukan haruslah ramah lingkungan.

Prinsipnya, minimalkan atau hindari merusak lingkungan. Pemberdayaan lahan tidak produktif atau lahan kosong harus dimaksimalkan. Saya tak akan membiarkan kerusakan lingkungan di kawasan itu. Untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul, rencana pembangunan Jateng Park harus lolos Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

Ada delapan zona yang dirancang dibangun di Jateng Park. Ini tentu berbeda dari taman safari lain di Indonesia seperti yang berada di Jatim dan Jabar. Zona pertama adalah exclusive entry gate. Di dalamnya terdapat city check in, aero night garden, executive meeting room, capsule lift, vehicle capsule lift, dan executive cafe. Begitu masuk objek wisata, pengunjung akan menuruni tebing setinggi 30 meter dengan lift kapsul yang dikelilingi kandang burung dan aneka primata. Mobil atau bus yang memasuki kawasan wisata juga masuk lift kapsul yang terpisah dari pengunjung.

Zona kedua adalah zona rekreasi 24 jam yang menampilkan aneka atraksi ekstrem yang menantang. Zona ini memiliki daya tarik terbang gantung keliling dan off road experience. Pada zona ini juga disiapkan hovercraft atau kendaraan amfibi untuk menerobos kelebatan hutan pinus di taman safari.

Zona ketiga, safari dream land. Pengunjung diajak untuk tak sekadar menonton binatang, tapi juga menikmati secara aktif keberadaan mereka. Namun, memang tak disiapkan lengkap mengingat binatang yang menempati kawasan itu belum tentu sesuai dengan habitat asli. Pemeliharaan pun sulit dan berisiko tinggi. Karena itu, diutamakan jenis hewan yang sudah mampu beradaptasi dengan iklim tropis lokal.

Zona keempat, culture development centre, dengan penggung terbuka untuk kegiatan pentas seni, senam massal, ekshibisi flora fauna, dan sebagainya. Di tempat ini juga terdapat taman teknologi yang menjadi wahana edukasi bagi pelajar sekaligus sumber energi untuk kebutuhan listrik di kawasan ini.

Zona kelima, biggest outbound zone, yang memiliki flying fox terpanjang di dunia. Zona keenam, mini zoo, dengan koleksi binatang yang tak berada di dalam kandang atau kerangkeng, tapi dirancang taman aestesis sehingga lebih nyaman dinikmati.

Zona ketujuh, botanic garden, tempat pengunjung dapat menanam dan nanti dapat dipanen sendiri. Zona kedelapan, civic centre dan rekreasi rakyat, dilengkapi aneka permainan yang dapat dinikmati gratis. Pengunjung dari semua kalangan pun akan lebih merasa nyaman. (65)

Suara Merdeka :: 01 Februari 2012, Hal. 10