CNNINDONESIA.CO.ID (11/11/2020) | Jika ingin seru-seruan bersama keluarga atau teman menjelajah taman labirin ala film ‘The Maze Runner’, turis bisa melakukannya di Indonesia, tepatnya di Taman Labirin Coban Rondo, Malang, Jawa Timur.Berlokasi di kawasan Coban Rondo, Pandesari, Kecamatan Batu, taman labirin ini terbuat dari semak setinggi dua meter sebagai tembok pemisahnya.

Dari pintu masuk, turis diajak tersesat menyusuri lorong-lorong yang panjang dan berliku untuk menemukan pintu keluar.

Taman labirin ini berada di luar ruangan, sehingga selama tersesat turis bisa sekaligus menikmati udara segar di ketinggian Malang.

Bagi yang mudah tersesat atau mudah panik, sebaiknya ditemani kawan saat menjelah taman labirin ini.

Di balik keindahan dan keunikan Taman Labirin Coban Rondo, banyak yang belum mengetahui kalau arsitektur taman labirin berasal dari Yunani.

Dalam mitologi Yunani, labýrinthos adalah struktur rumit dan membingungkan yang dirancang dan dibangun oleh pengrajin legendaris Daedalus untuk Raja Minos dari Kreta di Knossos.

Fungsinya untuk menahan Minotaur, monster yang akhirnya dibunuh oleh Theseus.

Daedalus membuat taman labirin dengan sangat rumit, sehingga dia sendiri hampir tak bisa keluar dari sana.

Coban Rondo sendiri dikenal sebagai salah satu kawasan wisata air terjun yang populer di Malang.

Taman labirinnnya berada tak jauh dari area hutan dan air terjun di sana.

Air Terjun Coban Rondo juga memiliki mitosnya sendiri. Oleh warga lokal, kata ‘coban’ berarti air terjun dan ‘rondo’ berarti janda.

Kisahnya berawal dari pasangan suami istri bernama Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan suaminya Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmara.

Dewi Anjarwati lalu mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmara, meski keluarga melarangnya.

Di tengah perjalanan, mereka bertemu Joko Lelono yang lalu hendak merebut Dewi Anjarwati.

Raden Baron Kusuma lalu menyembunyikan Dewi Anjarwati di balik air terjun selama ia berkelahi tiga hari tiga malam dengan Joko Lelono.

Malang tak dapat ditolak, kedua pria itu tewas dalam perkelahiannya, sehingga Dewi Anjarwati akhirnya menjanda.

Di kawasan yang dikelola Perhutani ini, turis juga bisa main ATV, flying fox, sampai berkemah.

Jika ingin berkunjung dalam waktu dekat, jangan lupa patuhi protokol pencegahan virus Corona serta patuhi peraturan keselamatan yang ditetapkan pengelola.

Sumber : cnnindonesia.co.id

Tanggal : 11 November 2020