BONDOWOSO — Pariwisata akan menjadi sektor yang akan dikembangkan secara lebih serius lagi oleh pemerintah daerah. Perbaikan infrastruktur dan promosi akan terus diberikan bagi objek-objek wisata andalan. Selain itu, kerjasama pengelolaan kawasan dengan pihak lain yang menjadi pemangku kawasan wisata seperti Perhutani, BKSDA dan PTPN akan dirumuskan.
Hal itu mengemuka dalam rapat konsolidasi TPID di kantor Bank Indonesia (BI) Jember yang dipimpin langsung sekretaris daerah (Sekda) Bondowoso Hidayat kemarin. Hadir sejumlah pimpinan dari instansi dari BI, Perhutani, BKSDA Wil III Jember, pimpinan SKPD serta sejumlah pelaku pariwisata di Bondowoso. Sekda Hidayat mengungkapkan, banyak potensi wisata yang memang masih belum dipromosikan secara maksimal di Bondowoso.
Padahal dari sisi keindahan, objek- objek itu tak kalah dengan tempat-tempat lain bahkan justru lebih bagus. Misalnya saja arung jeram Bosamba yang berada di Taman Krocok. Dia sempat menjajal Arung Jeram di Bali yang sudah cukup ternama. “Ternyata jauh lebih bagus di Bosamba ini,” ungkapnya.
Untuk itulah, kota dia, objek-objek seperti tentu harus terus mendapatkan sentuhan. Bahkan di meminta jajaran SKPD Bondowoso untuk bisa menjajal secara langsung arung jeram Bosamba Selain itu, kata dia, sejumlah destinasi lain di sekitar Kawah Ijen juga memiliki potensi yang sangat bagus untuk terus dikembangkan.
Salah satunya adalah Kawah Wurung yang terletak di dusun Curah Macan, Kalinyar, Sempol. Apalagi setelah dilakukan ujicoba beberapa kali di tempat ini, ternyata dinyatakan cukup layak untuk pengembangan olahraga dirgantara seperti paralayang dan gantole yang akan menjadi daya tarik tersendiri. Seperti diketahui, sekitar satu bulan terakhir ini, ujicoba paralayang intensif dilakukan oleh sejumlah atlet Jatim di Kawah Wurung.
Mereka sudah mencoba take off dari berbagai titik di Kawah Wurung. Termasuk dari Kawah Cincin yang merupakan titik tertinggi di Kawah Wurung. Dengan potensi seperti itulah, tambah Hidayat, maka tempat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk terus dikembangkan sebagai destinasi andalan di Bondowoso. Dia meminta kepada instansi terkait untuk terus mendorong agar pengembangan paralayang ini mendapatkan suport yang kuat.
Karena lokasinya yang berada di kawasan Perhutani, kata dia, maka tentu harus ada kesepahaman dengan pemangku kawasan untuk membuat suatu rumusan bersama bagaimana pengelolaan akan dilakukan. Sementara itu, Sunandar Trigunajasa, kepala BKSDA Wilayah III Jember selaku pemangku kawasan Ijen mengungkapkan, Bondowoso menjadi daerah yang sangat strategis untuk terus mengembangkan pariwisatanya.
Apalagi jika melihat alur kunjungan ke Kawah Ijen, jalur Bondowoso masih menjadi jalur terbesar yang dilewati wisatawan menuju Ijen. “Perbandingannya 60 banding 40 persen dibanding yang melalui jalur Banyuwangi,” ungkapnya. Menurutnya, jika pengunjung datang dari arah Jogja atau Bromo, maka dipastikan akan melewati Bondowoso.
Kondisi itulah yang harus ditangkap sehingga pengunjung bisa lebih lama tinggal di Bondowoso. Berbagai terobosan juga sudah dilakukan pemerintah daerah untuk membuat turis lebih lama tinggal. Misalnya dengan adanya konsep city tour yang mengeksplorasi wisata sejarah, kuliner dan handycraft di wilayah perkotaan. Dengan menaiki delman atau bendi wisata, pengunjung diajak ke berbagai bangunan tua, kuliner dan peninggalan sejarah lain di wilayah perkotaan. (esb/wah)
Sumber  : Radar Jember
Tanggal  : 13 Pebruari 2015