INVESTOR DAILY (29/05/2019) | Perhutani Group seacara terus menerus melakukan restrukturisasi dan transformasi bisnis perusahaan sehingga membuahkan pertumbuhan kinerja hingga double digit. Hal itu ditunjukan dari hasil Laporan Audit 2018 yang telah diserahkan kepada Kementrian Badan Usaha Milik negara dengan bertumbuhnya pendapatan sebesar 21% menjadi Rp 4,40 triliun dan peningkatan menjadi Rp 654 miliar.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna mengatakan, peningkatan kinerja perusahaan tersebut diawali dari restrukurisasi usaha sejak dia memimpin Perhutani akhir 2016, dilandasi dengan transformasi dengan transformasi bisnis berfokus pada empat aspek, yakni keuangan, operasi, organisasi, dan budaya. “Restrukurisasi perusahaan melalui tahapan-tahapan dari situation analysis, change management, emergency actions, dan business restructuring ke eksekusi rencana kerja menuju normal to grouth. “Berkat kerja keras dan komitmen segenap jajaran kami yang didukung oleh seluruh stakeholders, peningkatan kinerja 2018 sejalan dengan tata waktu tahapan restrukturisasi yang ditetapkan pada akhir 2016,” jelas Denaldy di Jakarta, kemarin.
Dalam menjalankan usahanya, Perhutani berpegang pada tiga aspek pengelolaan hutan lestari, yaitu profit, planet, dan people, yang harus dapat terus membaik dan tumbuh. Keberhasilan pelaksanaan ketiga prinsip itu harus dapat diwujudkan secara bersamaan dengan optimal. Selain aspek profit, untutk aspek planet telah terjadi pertumbuhan penanaman 151% dengan jumlah 44823 hektare (ha). Sedangkan dari aspek people yaitu pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan dalam bentuk program kemitraan dan mitra lingkungan (PKBL), bagi hasil usaha, dan pemberian pekerjaan dalam kegiatan operasional perusahaan, terjadi peningkatan 165% menjadi Rp 824 miliar pada 2018.
Dalam mewujudkan visi perusahaan menjadi pengelola hutan terkemuka di dunia dan bermnafaat bagi masyarakat, mengawali 2019 Perhutani mengusung tema Perhutani 4.0+: Governance Through Connectivity. Tema ini diusung sebagai upaya dalam mengintegrasikan semua aspek baik hulu-hilir maupun internal-eksternal berbasis teknologi informasi terkini dalam menunjang penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam perbaikan governance, Perhutani melakukan kerja sama dengan berbagai instansi termasuk Kepolisian RI, Kejaksaan Agung, dam KPK.
Untuk menangkap peluang bisnis industri kayu energi dengan terus meningkarnya permintaan pasar global, Perhutani tahun ini mulai melakukan ekstensifikasi pengembangan tanaman biomassa sampai ke industry hilir (wood pellet) dengan total penanaman 120 ribu ha dalam waktu lima tahun.
Sumber : Investor Daily, hal 11
Tanggal : 29 Mei 2019