JAWAPOS.COM (09/10/2024) | Civitas academica Universitas Islam Balitar (UNISBA) Blitar patut berbangga hati. Sebab, perguruan tinggi terbesar di Blitar Raya ini membuat sejarah baru.

Yakni menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani KPH Blitar terkait pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan.

Kerja sama yang diinisiasi oleh Ikatan Alumni (IKA) Unisba Blitar tersebut diawali dengan penandatangangan MoU alias nota kesepahaman di kampus Unisba Blitar Selasa (8/10/2024).

Berikutnya, tim masing-masing pihak akan merumuskan teknis kerja sama dua lembaga tersebut. Rektor Unisba Blitar, Dr H. Soebiantoro MSi, menyampaikan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan mendukung MoU antara Unisba Blitar dan Perum Perhutani KPH Blitar.

Dia meyakini kerja sama ini akan memberikan dampak positif. Tidak hanya di lingkungan akademik, tapi juga bagi pengelolaan hutan dan masyarakat, khususnya di sekitar hutan.

“Terima kasih atas masukan-masukan dari IKA Unisba Blitar maupun Perhutani sehingga MoU ini bisa diwujudkan. Kami yakin niat baik ini akan menghasilkan hal-hal yang baik pula,” katanya.

Pak Bin —sapaan akrabnya- mengaku sempat ragu. Pasalnya, ada sekitar 5 hektare lahan di kawasan hutan yang nantinya akan dikelola di tahap awal kerja sama tersebut.

“Awalnya kan tidak tahu teknis pengelolaan hutan ini seperti apa. Setelah rembukan di internal kampus serta masukan dari Perhutani dan IKA Unisba, kini ada gambaran pengelolaan lahan,” terangnya.

Ada beberapa ide awal terkait pengelolaan kawasan hutan ini. Di antaranya, pengembangan komoditas pertanian dan sektor peternakan. Untuk dua bidang tersebut, Unisba Blitar juga sudah melakukan penjajakan dan obeservasi pasar.

“Ini adalah kesempatan yang bagus. Sekaligus sarana untuk latihan entrepreneur mahasiswa. Syukur-syukur bisa untung,” tuturnya.

Di lokasi yang sama, Administratur Perum Perhutani KPH Blitar Ir Joko Siswantoro mengungkapkan, MoU ini merupakan tindak lanjut pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan civitas academica Unisba Blitar.

Menurut dia, MoU tersebut masih bersifat global dan harus ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama (PKS) terkait pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan yang lebih detail.

“Dalam MoU ini belum sampai pada teknis pemanfaatan lahan. Karena itu, setelah ini kami berharap ada tim teknis dari Unisba Blitar yang merapat dan membahas konsep pengelolaan lahan,” jelasnya.

Joko bersyukur Unisba Blitar bersedia menjadi mitra Perhutani dalam mengelola kawasan hutan. Sebab, kawasan hutan yang ada dalam naungan KPH Blitar lebih dari 32 ribu hektare. Tidak hanya di Kabupaten Blitar, tapi sebagian ada di wilayah Kabupaten Tulungagung dan Malang.

Karena itu, pihaknya berterima kasih dan berkomitmen untuk mengawal kerja sama tersebut dan melakukan pendampingan di lapangan.

“Matur mau bekerja sama dengan kami. Selama ini, kami juga melibatkan banyak pihak dalam pengelolaan kawasan hutan. ini adalah awal yang bagus untuk kerja sama di masa yang akan datang,” katanya.

Sementara itu, Ketua IKA Unisba Blitar, Mohammad Trijanto SH MM MH Cme SpPtn menambahkan, kerja sama ini merupakan sejarah bagi Unisba Blitar dan Perum Perhutani KPH Blitar.

Pihaknya berharap para pihak menjaga komunikasi yang selama ini sudah terbangun dan bisa merealisasikan MoU tersebut.

“Jangan sampai ini hanya sebatas perjanjian yang telah ditandantangani saja. Harus dieksekusi sehingga bisa membawa manfaat di lingkungan akademik, Perhutani, dan masyarakat,” tegasnya.

Trijanto menegaskan, para pihak harus menjaga komitmen pengelolaan kawasan hutan.

Sejalan dengan hal itu, harus ada pendekatan-pendekatan yang lebih luwes untuk memudahkan kerja sama tersebut.

“Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP) itu masa kerja samanya lima tahun, tapi proses perizinannya harus sampai pusat. Kalau PKS dengan KPH Blitar hanya dua tahun, tapi prosesnya cukup di lokal. Ini tentu lebih cepat bisa dintindaklanjuti, toh kerja sama itu juga bisa diperpanjang,” harapnya.

Menurutnya, kerja sama ini mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam menyiapkan generasi muda yang siap membangun daerah dan negaranya.

Sebaliknya, Perhutani juga mendapat banyak manfaat pengetahuan dari perguruan tinggi melalui para pakarnya.

“Kerja sama ini merupakan solusi yang saling menguntungkan. Kami rasa layak untuk diadopsi secara nasional,” pungkasnya.

Sumber : jawapos.com