SURAKARTA, PERHUTANI (09/02/2021) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta memiliki banyak wana wisata yang terletak di daerah Cemoro Kandang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar. Namun sejak adanya Pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pengelola wisata melakukan banyak kiat agar dapat bertahan di masa pandemi, Selasa (09/02).

Sebagian besar obyek wana wisata dikelilingi oleh pemandangan yang indah dengan berbagai wahana yang menyajikan kesegaran dan panorama di sekitar lereng Gunung Lawu. Setiap wana wisata juga menyuguhkan bermacam spot menarik seperti : Gardu pandang, tempat swafoto, penangkaran rusa, outbound, camping, cottage dan lain-lain untuk menyambut para pengunjung atau wisatawan.

Adanya wana wisata di kawasan hutan Perhutani wilayah Tawangmangu dikembangkan untuk mendorong masyarakat lewat Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dalam membuka peluang penghasilan dengan membuka usaha. Selain harapan agar masyarakat lebih peduli menjaga lingkungan, sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Karanganyar.

Namun Pandemi Covid-19 dan PPKM membuat para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Karanganyar tidak bisa berbuat banyak dalam mengatasi masalah ini, sedangkan mereka harus memberikan gaji karyawan dan juga biaya operasional dan biaya pemeliharaan.

Administratur KPH Surakarta, Sugi Purwanta menyampaikan bahwa wisata Perhutani sudah menyiapkan diri dengan protokol kesehatan dalam pengelolaan wisatanya sehingga dalam prosesnya diharapkan aman untuk wisatawan.

“Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga dunia pariwisata yang saat ini sedang lesu kedepannya akan ramai dan padat pengunjung kembali sehingga pendapatan dari bidang wisata dengan melihat potensi alam, keunikan serta keindahannya ini bisa menggeliat lagi,”  ujar Sugi.

Pengelola wana wisata Lawu Park dan Sakura Hills, Suparmin mengatakan jika saat ini kondisi obyek wisata  sangat dilematis dan sudah sangat sepi.

“Pengunjung turun 75% kalau dibandingkan dengan sebelum PPKM. Padahal kami mempunyai karyawan 40 orang yang harus digaji setiap bulan,” tutur Parmin.

Pengelola wana wisata Embun Lawu, Lek Man juga menuturkan bahwa pihaknya sebelumnya mempekerjakan banyak karyawan, namun saat ini telah dilakukan pengurangan tenaga kerja dan hanya mempertahankan tenaga yang mempunyai core activity.

“Kami pekerjakan hanya Satpam saja untuk menjaga keamanan dan penerima tamu. Biasanya pengunjung yang datang ke Embun Lawu rata-rata 50 orang per hari dan dalam kondisi tertentu hanya dikunjungi beberapa orang saja. Untuk bayar gaji karyawan kami berusaha gali lubang tutup lubang. Kondisi seperti itu kami alami sejak bulan November sampai sekarang. Semoga pandemi segera berakhir.” jelasnya. (Kom-PHT/Ska/Ipk)

Editor : Ywn
Copyright©2021