Radar Bromo, KOTA – Obyek wisata Wono Wisata Bromo, sejak beberapa tahun terakhir sepi pengunjung. Padahal wisata alam ini berada di tempat strategis di Karanganyar Kota. Objek wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani itu juga terlihat kurang terawat.

Kerusakan terlihat pada sejumlah fasilitas seperti arena bermain anak, area outbond, gubug wisata, serta gardu pandang. Bahkan, keberadaan dari petilasan Nyai Ageng Serang yang berada di dalam kawasan hutan wisata itu pun tidak terawat. Polisi Hutan di Wana Wisata Bromo, Misdi mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir kondisi hutan wisata itu sepi pengunjung.

Dalam sepekan saja, jumlah pengunjung yang datang hanya sekitar 5 sampai 10 orang saja. ”Yang masuk biasanya warga sekitar. Mereka datang hanya untuk melihatlihat, bukan untuk outbond atau berkemah, jadi tidak dipungut retribusi,” ungkapnya. Menurut Misdi, kondisi sekarang ini jauh berbeda dengan apa yang terjadi pada masa awal pembangunannya di tahun 1990-an.

Saat itu, antusiasme masyarakat untuk datang memang masih cukup tinggi. Pemerintah juga membangun arena bermain anak-anak, kawasan outbond serta fasilitas lainnya. ”Kalau sekarang jumlahnya menyusut,” urainya. Kepala Resort Pemangkuan Wana Wisata Bromo, Sujarwo mengungkapkan, kawasan wisata itu mulai mangkrak setelah terjadi transisi antara pengelola Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) kepada Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Surakarta pada 2010 silam.

Sekarang, pengelolaan objek wisata itu hanya berada di tangan Perum Perhutani tanpa kerjasama dengan pihak ketiga. ”Idealnya, pengelolaan Wana Wisata ini dengan menggandeng pihak ketiga. Sebab anggaran dari Perum Perhutani minim, jadi tidak cukup untuk biaya pembangunan dan perawatan,” terangnya. Karena itu, bila dari pemerintah memiliki tekad kuat untuk merevitalisasi, maka Wana Wisata Gunung Bromo bisa menjadi objek wisata yang potensial.

Pasalnya, kawasan hutan tersebut terbilang potensial karena memiliki berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Secara geografis, berjarak cukup dekat dengan wilayah perkotaan. ”Perbaikan mendasar yang perlu dilakukan adalah akses jalan dan saluran airnya,” ujarnya. Di kawasan Wana Wisata Bromo terdapat sejenis pohon langka seperti cendana.

Ada satu yang menarik, dalam kawasan hutan ini terdapat sejenis pohon yang tidak hanya langka tetapi juga khas, sejenis pohon jati yang tumbuh dikelilingi oleh pohon beringin. Pohon itu dikenal sebagai Jati Kurung yang tepat di bawahnya terdapat petilasan Nyai Ageng Serang sewaktu mengungsi pada masa penjajahan Belanda dahulu. (fin/eti)

Radar Bromo | 24 Oktober 2013 | Hal. 7