SOLOPOS.COM (26/12/2020) | Koleksi pohon sakura di kawasan wisata Tawangmangu bertambah. Semula hanya 60 batang pohon sakura, kini menjadi 91 batang.

Kawasan wisata Tawangmangu memiliki ciri khas yang belum tentu dimiliki wilayah lain di kawasan pegunungan. Salah satunya adalah di kawasan wisata Tawangmangu ditanam pohon khas Negara Jepang, yakni pohon sakura.

Data yang dihimpun Solopos.com dari Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Surakarta, jenis pohon sakura yang ditanam di Tawangmangu, yaitu pohon Sakura Himalaya atau Prunus Cerasoides.

Pohon tersebut diambil dari upaya pembiakan vegetatif di Kebun Raya Cibodas Provinsi Jawa Barat.

Administratur Perum Perhutani KPH Surakarta, Sugi Purwanta, menyampaikan penanaman 91 pohon sakura di kawasan wisata Tawangmangu dilaksanakan secara bertahap.

Tahap pertama dilakukan pada 27 Januari tahun 2018. Seremoni penanaman 60 batang pohon sakura dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Duta Besar Jepang untuk Indonesia, dan jajaran lain.

“Nah ini kami tambah lagi 31 batang pohon sakura jenis sama, yaitu Prunus Cerasoides atau Sakura Himalaya. Kami tambah koleksi pohon sakura yang sebelumnya ditanam tahun 2018. Tinggi pohon 1,5 meter hingga dua meter. Pohon ditanam di Taman Sakura Lawu [Sakral] Cemara Kandang,” kata Sugi melalui siaran pers yang diterima Solopos.com, Jumat (25/12/2020).

Proses Awal Penanaman
Penanaman pohon dilakukan civitas Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan DAS (BPPTPDAS) atau Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS (Balitek DAS), Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Perum Perhutani KPH Surakarta.

Sugi menceritakan proses awal penanaman pohon khas negara yang mendapat julukan Negara Matahari Terbit itu. Ide awal muncul 2017 bekerja sama dengan seluruh pihak tersebut dan didukung CSR PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (PT TMMIN).

Pihak lain yang yang juga berkontribusi dalam kerja sama tersebut, yakni Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas LIPI dan jurusan Biologi Fakultas MIPA UNS.

Sebanyak 60 batang pohon sakura ditanam di dua lokasi, yakni Taman Sakura Lawu atau Sakral sebanyak 39 batang dan Bukit Sakura Lawu sebanyak 21 batang.

Total seluas kurang lebih 1,2 hektare (ha). Lalu tambahan 31 batang pohon sakura ditanam di Taman Sakral.

“Taman Sakral akan dikembangkan sebagai wahana riset dan edu-ekowisata berbasis konservasi ex-situ berbagai ragam pohon sakura,” ujar dia.

Dalam materi yang diterima Solopos.com dari Perum Perhutani KPH Surakarta dan ditulis Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pamungkas Buana Putra, menjelaskan arah pengembangan kegiatan tersebut.

Dukungan Riset
Salah satunya mencapai wahana konservasi sakura berbasis eko-eduwisata, yaitu Prunus Conservation Center. Wujudnya adalah jumlah pohon sakura meningkat dari segi jenis yang beragam, luasan mencukupi, sarana prasarana memadai, pengembangan integratif, pengelolaan profesional, dan dukungan riset.

“Tahun 2020, kegiatan pengembangan dengan fokus riset fenologi sakura, riset pengembangan generatif sakura, dan pemapanan pembangunan sarpras Taman Sakura sebagai wahana edu wisata,” tulis Pamungkas.

Sementara itu, Plt Kepala BPPTPDAS, Slamet Edi Sumanto, mengapresiasi kinerja seluruh pihak sehingga kegiatan penanaman pohon sakura di kawasan wisata Tawangmamgu terlaksana.

Kegiatan tersebut untuk mendukung pengembangan Taman Sakral. Peneliti BPPTPDAS yang juga Koordinator pembangunan Taman Sakura, Pamungkas Buana Putra, menambahkan pernyataannya.

Menurut dia koleksi pohon sakura di kawasan Tawangmangu akan ditambah tahun depan. Mereka akan memperkaya ragam jenis sakura termasuk yang jenis asli Indonesia.

Sumber : solopos.com

Tanggal : 26 Desember 2020