MAJALENGKA, PERHUTANI (08/05/2018) | Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Majalengka menjadi tuan rumah praktek Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas pendamping pada kelompok pemegang ijin Perhutanan Sosial oleh Pusat Penyuluhan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Pusluh KLHK), Kamis (19/4).

Bertempat di Wana Wisata Gunung Karang, wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Pancurendang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Majalengka, KPH Majalengka yang dikerjasamakan dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rimba Raya Lestari, bimtek diikuti oleh 90 peserta  yang merupakan Penyuluh Kehutanan, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM), Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM), Ketua Kelompok Tani Hutan dan Lembaga Swadaya Masyarakat dari Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Untuk mendukung implementasi Permen LHK P.39/MENLHK/SETJEN/Kum.1/6/2017 tentang Perhutanan Sosial (PS) di wilayah Perum Perhutani, praktek difokuskan pada metoda identifikasi potensi dan permasalahan kelompok dengan menggunakan 3 (tiga) tools yaitu sketsa kebun, diagram venn, dan matriks ranking.

Administratur KPH Majalengka, Beddi Taviffudin menyampaikan rasa terima kasih karena Perhutani dipercaya menjadi tuan rumah bagi Diklat ini.

“Merupakan suatu kehormatan bagi kami, wilayah hutan Perhutani dijadikan tempat praktek Perhutanan Sosial dari Kementerian LHK. Semoga kerjasama ini bisa terus terjalin dan kita dapat saling bersinergi untuk melestarikan hutan dan mensejahterakan masyarakat di sekitar hutan,” ucapnya.

Kepala Pusat Penyuluhan KLHK, Marina Lubis memberikan sambutan dan aspresiasinya terhadap kegiatan yang dilaksanakan di Wana Wisata Gunung Karang. Ia mengatakan bahwa Perhutanan Sosial sebagi implementasi program Nawa Cita bertujuan memberikan akses kepada masyarakat dalam mengelola dan menjaga kelestarian hutan, tujuanya agar masyarakat sekitar hutan dapat meningkat kesejahteraanya, sekaligus juga ikut berperan dalam menjaga kawasan hutan.

Kepala Bidang Kemitraan BP2SDM KLHK, Anton Suhartono selaku penyelenggara menyampaikan bahwa kegiatan praktek ini sangat berkesan.

“Kita temukan potensi luar biasa di Wana Wisata Gunung Karang. Kedepan, Gunung Karang bisa dijadikan laboratorium wisata alam untuk penelitian baik oleh Kementrian LHK, Perhutani maupun LMDH. Diharapkan semua dapat bersinergi dalam menerapkan Perhutanan Sosial dengan melibatkan berbagai stakeholder,” tutupnya. (Kom-PHT/Mjl/AW)

Editor: Ywn

Copyright©2018